Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perempuan yang Dikirimi SMS Menggoda oleh Pengojek Berbasis Aplikasi

Kompas.com - 09/09/2015, 09:52 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — NR (23), pengguna jasa ojek berbasis aplikasi di Jakarta, menceritakan pengalamannya beberapa kali diganggu oleh pengojek berbasis aplikasi setelah menggunakan jasa si pengojek. Perempuan yang sehari-harinya berangkat dan pulang kerja dengan jasa ojek tersebut mulai menerima sejumlah gangguan sejak Agustus lalu.

"Setelah diantar sampai tempat tujuan, malamnya dia (pengojek) kirim SMS. Karena enggak dibalas, paginya dia chat via WhatsApp. Isi chat-nya enggak penting sih, cuma kayak ucapan selamat pagi atau sapaan umum. Karena enggak balas lagi, dia mulai menyebalkan dengan bilang sombong atau apalah," kata NR kepada Kompas.com, Rabu (9/9/2015).

NR mengaku sama sekali tidak menanggapi pesan-pesan dari si pengojek. Hingga si pengojek mengirimkan pesan yang sama, dengan menyebut NR sombong karena tidak membalas pesannya, sampai tiga hari berturut-turut.

Menurut NR, pengojek yang mengirim pesan langsung ke nomor pribadinya bukan hanya satu orang. Ada sekitar tiga hingga lima pengojek yang pernah melakukan hal serupa terhadap dirinya. Latar belakang mereka berbeda-beda, ada yang masih mahasiswa, ada yang karyawan, dan lainnya.

NR tidak merasa heran jika mereka tahu nomor ponsel miliknya karena setiap kali memesan jasa ojek lewat aplikasi, data-data pribadi, termasuk nomor ponsel, juga tertera di sana. Jika data pribadi penumpang digunakan untuk keperluan pekerjaan, seperti menanyakan lokasi saat sudah memesan, itu sah-sah saja.

"Tapi, kalau nge-chat yang berkali-kali gitu ya gimana gitu," ujar NR.

Meski pernah mengalami hal tak mengenakkan, NR mengaku tetap mau menggunakan jasa ojek berbasis aplikasi dengan sejumlah kemudahan yang dia dapatkan.

Peristiwa semacam yang dialami NR ini sedang ramai dibicarakan di media sosial, terkait dengan pelanggaran privasi yang dilakukan pengojek berbasis aplikasi.

Kompas.com telah berusaha menghubungi pihak perusahaan seperti Go-Jek dan Grab Bike sejak kemarin sampai pagi ini, tetapi belum ada yang merespons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com