Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Dosen Tetap, STIE ISM Pekerjakan Guru Sekolah Menengah

Kompas.com - 11/09/2015, 14:29 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — STIE ISM yang berlokasi di Kompleks Mahkota Mas, Cikokol, Tangerang, diperiksa terkait sejumlah kejanggalan yang ditemukan dan dilaporkan masyarakat ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Hasilnya mengecewakan.

Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek dan Dikti) Supriadi Rustad mengaku kecewa dengan penuturan pengurus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia School of Management (STIE ISM) saat diperiksa.

"Dari pemeriksaan tim kami dengan pemeriksaan tadi ternyata ada perbedaan. Mereka menyebutkan jumlah mahasiswa sekian, jumlah lulusan sekian. Pas dicek di biro administrasi, akademik, dan lainnya, ternyata jomplang. Pas lihat di pangkalan data saja dari awal kami sudah curiga," kata Supriadi, Jumat (11/9/2015) siang.

Supriadi dan tim menemukan banyak kejanggalan lainnya terkait keberadaan STIE ISM sebagai sebuah perguruan tinggi. Salah satunya, tidak ada dosen tetap. Yang ada hanya dosen tidak tetap yang sebenarnya adalah guru sekolah menengah, tetapi diklaim sebagai dosen.

Pengurus STIE ISM juga tidak bisa dengan lugas menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti jumlah mahasiswa dan total lulusan. Selain itu, STIE ISM diketahui mengeluarkan ijazah dengan nomor yang sama persis dengan ijazah dari perguruan tinggi lain.

"Nomor ijazahnya sama dengan nomor ijazah orang lain yang sudah keluar dulu. Ini sudah sakit, sakit keras, keras sekali," ujar Supriadi.

Pemeriksaan terhadap STIE ISM masih berlanjut. Setelah pemeriksaan rampung, Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi akan memberi surat rekomendasi kepada Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi M Nasir.

Nantinya, Menteri akan memutuskan apakah perguruan tinggi itu dibubarkan atau mendapat metode pembinaan tertentu. Proses kaji hasil pemeriksaan hingga membuat surat rekomendasi akan berlangsung sekitar tiga hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com