Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandang Kambing Pun Berdiri di Gunung Sampah Kali Cipinang

Kompas.com - 14/09/2015, 17:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gunungan sampah di tepi Kali Cipinang, tepatnya di RT 03 RW 01, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, itu sangat tinggi. Puluhan tahun dibiarkan menumpuk, sampah itu membentuk tebing curam.

Pantauan Kompas.com, Senin (14/9/2015), gunung sampah itu setinggi 6 hingga 7 meter dan membentang hingga 15 meter. Tumpukan sampah itu kini menutupi aliran Kali Cipinang. Aliran sungai pun menyempit.

Berbagai jenis sampah terlihat di tumpukan sampah itu. Ada sampah plastik, gabus, kayu, sampah rumah tangga, hingga kasur. Bahkan di puncaknya pun berdiri kandang kambing.

Menurut Siti (46), warga RT 02 RW 01, yang tinggal hanya belasan dari gunung sampah itu, sampah itu berasal dari warga di permukiman atas yang membuang sembarangan.

"Awalnya orang buang sampah, enggak tertib. Jalan kalau mau ke pasar bawa sampah lewat situ main buang saja. Akhirnya numpuk kayak gunung gitu," kata Siti, saat ditemui di rumahnya di pinggiran Kali Cipinang, Ciracas, Jakarta Timur, Senin siang.

Siti yang telah tinggal di pinggir kali sejak 1998 itu mengaku sudah melihat gunungan sampah tersebut. Bahkan, kondisi Kali Cipinang 17 tahun yang lalu itu, menurut dia, tak jauh berbeda dengan saat ini.

Siti mengaku mendengar kabar bahwa Kali Cipinang dulunya adalah kali yang bersih. Selain itu, gunungan sampah yang dibuang warga juga telah mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar.

"Baunya enggak ketulungan. Polusi udara sama ganggu kesehatan di sini," ujar Siti.

Ia bersyukur pemerintah sudah mulai mengangkut sampah itu. Dia berharap gunungan sampah itu dapat diangkut seluruhnya.

Ditemui terpisah, Ketua RW 01, Juli Karyadi, mengatakan, sampah yang dibuang di tepi Kali Cipinang itu diperkirakan sudah puluhan tahun. "Sekitar 30 tahun sampai 40 tahun," ujar Juli.

Menurut Juli, petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) sudah diterjunkan ke Kali Cipinang tersebut untuk mengambil sampah secara manual.

Pengangkatan sampah dengan alat berat baru didatangkan pada Minggu (13/9/2015). Juli mengatakan, pengerukan sampah itu akan dilakukan hingga selesai. [Baca: 30 Tahun Sampah Menggunung di Cipinang Akhirnya Diangkut]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com