Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Demo Guru Honorer, Murid SDN 20 Cibesel Telantar

Kompas.com - 15/09/2015, 12:25 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan murid SDN 20 Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, tidak mendapat pelajaran gara-gara sejumlah guru honorer di sekolah itu pergi berdemonstrasi, Selasa (15/9/2015). 

Tini (40), orangtua salah satu murid di sekolah tersebut, mengatakan, sejak pagi, guru honorer sudah meninggalkan sekolah untuk berunjuk rasa. "Guru honorernya demo soal status mereka. Saya kecewa dengan pemerintah. Akibat hal ini, anak saya yang di kelas enam dan kelas empat jadi nganggur gini," kata Tini, saat dijumpai di sekolah tersebut, Selasa siang.

Tini mengatakan, pemerintah seharusnya memperhatikan kesejahteraan guru honorer di sekolah tersebut. Pasalnya, penghasilan guru honorer di sekolah itu cuma Rp 1.000.000.

"Gajinya juga kadang telat. Nah, akibat itu, keterikatan guru dan loyalitasnya kan bisa jadi berkurang," ujar Tini.

"Saya minta itu pemerintah ada kejelasan. Pertama dibatasi honornya berapa tahun. Upah guru honorer di sini itu jauh dibawa standar UMP. Hari gini di bawah satu juta? Saya hitung saja misalnya Rp 900.000, sebulan berarti mereka sehari Rp 30.000. Gimana cukup buat keluarga?" ujarnya lagi.

Tini melanjutkan, kalau kesejahteraan guru kurang, dikhawatirkan guru tidak bisa berkonsentrasi untuk mengajar. Ia pun menyiasati dengan mengirim anaknya ke bimbingan belajar (bimbel) setelah belajar di sekolah.

"Makanya, anak saya itu (ikut) bimbel di luar juga," ujar Tini.

Kepala Sekolah SDN 20 Edy Purwanto mengatakan, enam orang guru honorer di sekolah itu ikut berdemo di Senayan. Edy mengakui, akibat hal ini kegiatan belajar mengajar di sekolah sedikit terganggu.

"Anak-anak jadi agak terbengkalai, tetapi tetap kita siasati mereka agar tetap belajar dengan mengerjakan LKS. Hanya memang tidak optimal," ujar Edy.

Edy menjelaskan, ada tiga kelas, yakni kelas 2, 4, dan kelas 6 yang ditinggal demo oleh gurunya. Ini berarti hampir separuh dari 320 siswa sekolah itu tidak mendapat pengajaran dari guru.

Selain itu, pegawai TU yang berstatus honorer juga ikut demo. Akibatnya, urusan tata usaha sekolah sementara tidak berjalan. Edy berharap, para guru honorer yang berdemo mendapat kabar baik mengenai status mereka dari pemerintah.

"Harapan saya mereka itu bukan guru ecek-ecek, sudah lama bekerja dengan honor yang tidak cukup setengah bulan. Mudah-mudahan hari ini mereka ditanggapi," ujar Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com