Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Orang yang Pencitraan dan Menipu Cepat atau Lambat Pasti Ketahuan

Kompas.com - 15/09/2015, 17:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak berupaya untuk melakukan pencitraan selama menjadi kepala daerah. Bahkan, Basuki mengaku berupaya sesempurna mungkin menjadi kepala daerah dan menjadi contoh bagi para pegawainya. 

"Saya sudah bilang berkali-kali ke Pak Lasro (Kepala Inspektorat DKI) kalau saya enggak sandiwara, serius, dan berkomitmen. Saya sudah membuktikan karakter saya ketika menjadi anggota partai, anggota DPRD, Bupati Belitung Timur, Sekjen Partai Indonesia Baru (PIB), punya LSM (lembaga swadaya masyarakat), jadi anggota Badan Legislasi, anggota Komisi II DPR, Wagub, sampai Gubernur," kata Basuki di Balai Agung, Balai Kota, Selasa (15/9/2015). 

Ahok, sapaan Basuki, mengatakan, semua pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di lingkungan Balai Kota sudah mengetahui cara kerjanya.

Dia mengaku selalu datang tepat waktu dan pulang pada malam hari. Bahkan, tiap hari Jumat, Basuki selalu membawa pulang koper berisi dokumen-dokumen disposisi.

Di samping itu, ia juga berani menjamin tidak pernah menerima suap para pengusaha. "Kalau saya makan sama pengusaha, saya enggak pernah mau dibayarin. Saya pasti minta saya yang bayarin," kata Basuki. 

Ia menceritakan pernah memiliki teman seorang kolonel. Dahulu, temannya merupakan Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Bangka Belitung.

Saat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, Basuki pernah ditanya temannya tersebut. Temannya, kata dia, meragukan keberlangsungan Basuki menjabat bupati. Melalui karakter yang tidak pernah menerima suap, apakah Basuki bisa bertahan menjadi Bupati Belitung Timur. Terlebih lagi, bupati hanya menerima gaji kecil.

Beberapa tahun kemudian, temannya yang seorang kolonel sudah bekerja sebagai atase militer. Basuki mengajaknya makan bersama.

"Pas ketemu, saya bilang sama dia, 'Mas ingat enggak dulu Mas pernah tanya sampai kapan saya bertahan karena tidak terima suap, tidak main uang. Ini buktinya saya jadi Gubernur DKI sekarang.' Jadi, saya bilang, selama kita jujur dan memegang konstitusi tidak akan jatuh," ujarnya. 

"Orang yang pencitraan dan menipu cepat atau lambat pasti akan ketahuan. Seperti kata pepatah, bangkai dikubur sedalam apa pun tetap akan jadi bangkai dan emas dimasukkan ke dalam kubangan atau dibakar sekalipun akan tetap jadi emas. Saya katakan, saya tidak takut dengan fitnah dan kebenaran pasti suatu hari akan datang," kata Basuki lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com