Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari: Anda Belum Tahu Sejarahnya Saya Masuk Penjara gara-gara Siapa?

Kompas.com - 16/09/2015, 14:38 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Setelah sebulan lebih menjalani masa pembinaan atau asimilasi dengan bekerja di kantor notaris di Tangerang, baru hari ini Antasari Azhar didatangi banyak pewarta yang ingin meliput kegiatannya.

Ketika memasuki kantor notaris yang dimiliki oleh Handoko Halim, pewarta dapat melihat sebuah ruang kaca, tepat di depan pintu masuk, yang menjadi ruangan kerja Antasari.

Setelah Handoko tiba dan mendampingi, barulah pewarta diperbolehkan menemui Antasari di dalam ruang kerjanya.

Antasari ditemani kuasa hukumnya, Boyamin Saiman, serta Handoko, duduk di depan pewarta sambil menyiapkan diri untuk diwawancarai.

Sepanjang wawancara berlangsung, Antasari berbicara banyak tentang bagaimana awalnya ia menjalani asimilasi dan apa saja kegiatannya di sana.

Obrolan melebar hingga Antasari kembali menyinggung soal penyebab dirinya dia dipenjara dan dituduh membunuh Dirut PT Rajawali Putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

"Loh, Anda belum tahu sejarahnya saya masuk penjara gara-gara siapa? Gara-gara dia, kan. Kenapa Boyamin jadi lawyer saya, itu karena orang pertama yang menyuarakan keterlibatan pejabat negara, inisialnya ini, ini, kan ini orangnya," kata Antasari sambil melihat ke arah Boyamin yang berada di sebelahnya, Rabu (16/9/2015).

Antasari menuturkan, saat itu, dia kebingungan karena namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap Nasrudin.

Boyamin waktu itu mendengar kesaksian dari sejumlah orang yang mengaku punya isi SMS atau pesan singkat dari ponsel milik Antasari ke Nasrudin. Boyamin pun menyelidiki hal tersebut. (Baca: Antasari Azhar: Saya "Ngerasain" Itu Miris, Satu Jam Rasa Satu Hari...)

Namun, dugaan pelaku pembunuhan yang dilayangkan terhadap Antasari sudah telanjur ramai di media massa.

"Sampai sekarang, ternyata SMS-nya enggak ada. Dia (Boyamin) merasa tertipu. Makanya, dia berbalik bantu saya," tutur Antasari.

Merasa tertipu

Menanggapi ucapan Antasari, Boyamin mengiyakan bahwa dulu dia memang merasa ditipu tentang pesan singkat itu. "Saya ini pelakunya," ujar Boyamin sembari tertawa kecil. Suasana menjadi cair.

Namun, Antasari melanjutkan obrolan, dan seketika suasana menjadi serius dan hening sesaat. "Yang buka kontribusi saya masuk penjara ya (Boyamin) ini. Belum jelas kebenarannya, sudah ngomong. Wartawan langsung catat, bergulirlah berita. Muncul foto saya di koran. Sakit. Jujur, saya sakit," ucap Antasari.

Pewarta masih terdiam mendengar cerita Antasari. Belum ada pewarta yang bertanya selama beberapa detik. Antasari pun melanjutkan pembicaraan dengan menyatakan bahwa hal itu adalah masa lalu, dan dia sudah melupakan semua hal yang menyakitkan itu.

"Namun, ya sudahlah. Itu masa lalu. Yang penting, saya sudah menjalani, segala macam proses sudah saya lewati. Mulai seminggu yang lalu, saya sudah lupakan semuanya, dan saya tidak dendam kepada siapa pun. Saya tidak dendam kepada siapa pun yang membuat saya seperti ini. Saya maafin semua. Yang penting bagi saya ke depan, saya mau menjalani kehidupan baru kalau saya sudah keluar nanti," kata Antasari. (Baca: Antasari Azhar: Asimilasi Lebih Berat)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com