Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Air Berlimpah di Tengah Musim Kemarau...

Kompas.com - 29/09/2015, 15:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Dalam musim kemarau ini, kekeringan melanda di sejumlah wilayah di Indonesia. Debit air di sejumlah sungai di Jawa Barat menurun. Akan tetapi, hal tersebut tidak tampak di DKI Jakarta. Sungai-sungai di wilayah Jakarta tidak kering dan persediaan air relatif cukup.

Hal ini seperti yang diucapkan Direktur Operasional PT Aetra Lintong Hutasohit. "Masyarakat Jakarta bisa tenang karena air baku Jakarta terjamin dalam kondisi kemarau panjang," ujar Lintong di Jatiluhur, Purwakarta, Selasa (29/9/2015).

Kenapa demikian?

Direktur Perum Jasa Tirta II Herman Idrus mengatakan, Jakarta memiliki pasokan air yang cukup karena bersumber kepada Waduk Jatiluhur. Perum Jasa Tirta II merupakan BUMN yang ditugasi oleh pemerintah mengelola waduk itu sebagai sumber air di beberapa wilayah Indonesia.

Sementara itu, PT Aetra merupakan operator yang membantu PAM Jaya untuk menyalurkan air ke masyarakat. Sumber air yang dikelola PT Aetra sepenuhnya dari Waduk Jatiluhur. Tidak hanya Jakarta, beberapa wilayah lain juga tidak terdampak kekeringan ini berkat Waduk Jatiluhur.

Herman bercerita, beberapa waktu lalu Presiden RI Joko Widodo sempat melaksanakan panen raya di Cilamaya, Karawang, kawasan yang juga menerima aliran air dari Waduk Jatiluhur. Padahal, kekeringan marak terjadi sebagai dampak El Nino.

"Panen raya di tengah-tengah kemarau panjang. Luar biasa, panen yang betul-betul raya. Produksinya luar biasa walau terjadi kekeringan," ujar Herman.

Air yang keluar dari Waduk Jatiluhur sendiri adalah 162 liter per detik. Herman mengatakan volume air itu setara dengan debit Sungai Ciliwung yang membanjiri Jakarta. Artinya, volume itu cukup untuk membanjiri ibu kota. 

"Di sini justru di musim kemarau, kita keluarkan air 162 liter per detik itu," ujar Herman.

Air Waduk Jatiluhur, salah satunya, bersumber dari aliran Sungai Citarum yang bukan merupakan sungai besar. Panjang sungai pun hanya 500 kilometer. Akan tetapi, Waduk Jatiluhur menjadi sumber air bagi 30 juta manusia.

"Di mana 10 juta manusianya ada di Jakarta," ujar Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com