"Jadi, tidak bisa setelah ketemu, langsung ditentukan berapa. Karena harus dikaji dulu," kata dia saat dihubungi, Jumat (2/10/2015).
Andri mengaku belum mengetahui kapan kajian tersebut rampung. Yang pasti, kata dia, setelah kajian selesai dilakukan, pihaknya akan langsung melaporkannya ke Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama untuk persetujuan.
"Setelah dapat persetujuan dari Pak Gubernur, langsung kita lelang di LKPP (lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah)," ujar dia.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa menyebut kajian yang dilakukan akan mempertimbangkan sejumlah aspek, seperti jumlah penumpang dan operasional.
Ia mengaku belum dapat memastikan perkiraan jumlah rupiah per kilometer yang akan diterima. Namun, ia memastikan besarannya akan lebih kecil dari yang akan diterima operator transjakarta. Sebab, kata dia, pembayaran dengan sistem rupiah per kilometer hanya diperuntukan bagi layanan transjabodetabek yang dilakukan di dalam busway.
Di luar busway, PPD rencananya akan tetap menarik tarif Rp 9.000 secara non tunai kepada penumpangnya.
"Artinya yang dibayar yang terintegrasi dengan sistem transjakarta saja. Kalau yang di luarnya tidak usah. Artinya nilai rupiah per kilometernya akan kecil. Lebih kecil dari transjakarta," kata dia saat dihubungi, Rabu (30/9/2015).
Layanan bus transjabodetabek adalah layanan bus yang dirancang oleh Kementerian Perhubungan. Layanan bus ini dirancang untuk melayani rute Jakarta dan kota-kota penyangga.
Di dalam kota Jakarta, bus transjabodetabek beroperasi di dalam busway dan tidak memungut biaya bagi penumpang yang naik dari halte transjakarta. Pengenaan biaya baru akan dilakukan saat bus keluar dari wilayah Jakarta.
Sistem pengoperasian bus transjabodetabek yang tak memungut bayaran bagi penumpang yang naik turun di dalam busway sebenarnya tidak menguntungkan bagi PPD. Beberapa waktu lalu, PPD sempat mengeluhkan mengenai banyaknya warga yang memanfaatkan naik transjabodetabek hanya pada saat bus tersebut berada di dalam busway, namun keluar dari bus saat kendaraan akan keluar dari jalur khusus tersebut. Akibatnya, jumlah penumpang yang diangkut tidak sebanding dengan pemasukan yang didapat.