Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Organik yang Sesungguhnya Tidak Menggunakan Plastik

Kompas.com - 02/10/2015, 17:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komunitas Organik Indonesia (KOI) Christopher Emille Jayanata mengatakan produk organik yang sesungguhnya bukanlah produk-produk yang dikemas menggunakan plastik. Sebab, plastik-plastik kemasan yang digunakan tidak ramah lingkungan.

"Kita ingin memberi tahu yang benar-benar organik yang seperti ini (tanpa plastik), bukan mengonsumsi organik tetapi plastiknya menumpuk dan setelah itu menyampah," ujar Emille dalam acara peresmian Organic, Green, & Healthy Expo (OGH) Expo kelima di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Emille menceritakan kebiasaan orang-orang yang membeli sayuran organik berplastik di supermarket.

Dalam sebulan berbelanja, plastik-plastik itu dipastikan akan banyak dan menumpuk. Hal itulah yang dihindari Emille dan KOI.

Oleh karenanya, sayuran-sayuran yang dijual oleh anggota KOI dan peserta OGH Expo tidak dikemas menggunakan plastik. Meski begitu, Emille memastikan produk-produk tersebut murni produk organik.

"Kita bisa menjamin yang ada di dalamnya itu benar-benar organik," kata Emille.

Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk menghilangkan persepsi bahwa produk organik hanya untuk konsumsi kalangan tertentu.

"Kalau kita melabelkan organik dengan cara yang sangat fanatik, akhirnya orang enggak mau ikut dan akhirnya organik menjadi sangat eksklusif dan tidak banyak yang mau masuk ke dalamnya," tutur Emille.

OGH Expo merupakan bazar yang digelar KOI untuk mensosialisasikan gaya hidup sehat dan budaya organik. Bekerja sama dengan Kompas Gramedia, OGH Expo Ke-5 ini digelar di Bentara Budaya Jakarta pada 1-4 Oktober 2015.

Expo ini diikuti oleh sekitar 200 pelaku bisnis organik di seluruh Indonesia yang tergabung dalam KOI.

Sebagian besar dari mereka merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti para petani dan pengrajin.

"Background kami KOID Jawa Tengah murni petani desa dan petani gunung, jadi kita enggak bisa mengemas dengan bagus, tetapi produk kita sudah kita produksi secara organik sesuai dengan kearifan lokal masyarakat yang ada di sana," ujar salah satu pelaku usaha organik yang turut menjadi peserta dalam OGH Expo Ke-5. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com