Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Singapura, Ahok Tertawa Disodori Pertanyaan "Vulgar"

Kompas.com - 21/10/2015, 08:22 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Dalam acara "Bincang 1 Jam Bersama Ahok" di KBRI Singapura, Senin (19/10/2015) malam, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendapat pertanyaan "vulgar".

Vulgar di sini tidak berbau porno, tetapi terkait kemampuan Basuki membayar gaji para profesional muda yang diajaknya kembali ke Indonesia untuk membangun Jakarta.

Pertanyaan itu disampaikan oleh Edo Hutapea, yang juga moderator pada acara tersebut.

"Pertanyaan Anda vulgar sekali," kata Basuki sambil tertawa.

Edo juga tertawa mendengar komentar Basuki terkait pertanyaannya. Menurut dia, itu hanya aspirasi profesional muda yang datang, yang telah dikumpulkannya.

Menurut Edo, hasil snap poll (survei cepat) di lokasi yang diselenggarakan oleh media online Global Indonesian Voices (GIV) menunjukkan, 61 persen dari sekitar 1.300 orang yang hadir bersedia kembali ke Tanah Air.

Berdasarkan snap poll itu juga, mereka menginginkan gaji minimal sekitar 6.000 dollar Singapura (sekitar Rp 60 juta per bulan).

Mendengar hal itu, Basuki tertawa. Menurut dia, angka itu kecil bagi Pemprov DKI.

“Kita sanggupnya menggaji berdasarkan kompetensi Anda, PNS kita paling rendah aja Rp 12 juta, eksekutif BUMD Jakarta juga digaji layak, apalagi profesional lulusan luar negeri,” ucap Basuki.

Mendengar hal itu, para profesional muda yang datang bertepuk tangan dengan antusias.

“Bagaimana Bapak akan merangkul kami profesional ini mengingat sebenarnya kami sudah sejahtera di Singapura," tanya Edo, yang juga lulusan ITB.

“Yang penting hati Anda bukan hanya kepintaran atau uang. Itu sebabnya malam ini saya datang mengajak profesional di Singapura, mari pulang,” ucap Basuki.

Suami Veronica Tan ini kemudian mencontohkan salah satu staf khususnya, Melvany Kasih. Melvany merupakan lulusan Cornell University dan Cambridge University.

Sebelumnya dia telah bekerja di perusahaan manajemen konsultan ternama McKinsey.

“Dia yang sendiri datang ke Balaikota, ingin membantu, bahkan tanpa gaji," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

"Saya pun kaget. Ya saya tawari gaji besar, dia enggak mau. Ya, akhirnya saya kasihlah ongkos, minimal bisa pulang taksi, ha-ha-ha."

"Dia semula hanya berencana tiga bulan, kemudian diperpanjang sampai sekarang karena menurutnya lebih menantang mengurus permasalahan DKI," ujarnya.

Acara “Bincang 1 Jam Bersama Ahok” ini digelar atas inisiatif tim Gubernur DKI yang diadakan oleh Forum Komunitas Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS), bermitra dengan Global Indonesian Voices (GIV) sebagai mitra media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com