Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesimpulan Ahok, BPK Tak Ingin Dia Jadi Gubernur

Kompas.com - 24/11/2015, 10:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengambil kesimpulan atas pemeriksaan BPK terkait pembelian lahan RS Sumber Waras.

"Jadi, mereka ya, kalau saya lihat itu tendensiusnya memang pengin saya tidak jadi gubernur. Kalau saya menuduhnya begitu," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (24/11/2015).

Meski begitu, dia mengaku memilih tetap kooperatif selama menjalani pemeriksaan. Sebab, jika tidak, dia bisa dipidana dan dipecat dari jabatan gubernur. 

"Kalau saya menolak diperiksa, BPK akan menafsirkan saya tidak kooperatif dan dia bisa pidanakan saya lho. Kalau dipidana, DPRD akan memecat saya dari gubernur," kata Basuki lagi.

Jika kemarin Basuki mengaku sistem penganggaran Pemprov DKI buruk dalam pembelian lahan RS Sumber Waras, kini Basuki kembali mengklaim pembelian lahan RS Sumber Waras sesuai dengan prosedur.

Dia menuding BPK mencari-cari kelemahannya.

"Dia (auditor BPK) tahu Ahok (Basuki) kan orangnya emosional, kalau digituin pasti ngamuk-ngamuk, pasti di dalem (saat pemeriksaan) marah-marah, keluar kata-kata toilet, langsung dinilai tidak kooperatif. Dia enggak tahu, aku sudah belajar sekarang," kata Basuki. 

Basuki mengaku saat ini dirinya tidak bisa dijebak karena telah belajar dari pengalaman sebelumnya.

Saat hendak marah-marah, dia masuk ke toilet sehingga tidak dilampiaskan ke orang lagi.

Dia kemudian menantang BPK untuk memublikasikan pemeriksaan kemarin ke publik.

"Enggak usah (publikasi) jawaban saya deh, pertanyaannya apa saja. Saya kan bersedia dibuka nih, divideoin. Mereka ada dua kamera video, rekam di dalam, berani enggak buka? Enggak berani," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com