Menurut dia, di daerahnya itu makin banyak hunian, makin padat dan tidak terkontrol pertumbuhannya.
Namun, kepadatan warga tersebut tidak didukung dengan pertumbuhan infrastruktur. Sehingga, warga menghadapi kemacetan setiap hari.
"Belum lagi persoalan kemacetan karena angkutan umum dan truk ngetem sembarangan," kata Isfandiary di Tangerang Selatan, Rabu (9/12/2015).
Dengan adanya pemilihan wali kota Tangerang Selatan, dia berharap pemerintah yang akan datang lebih tanggap menyelesaikan permasalahan ini. Sebab, Kota Tangerang Selatan masih dalam tahap perkembangan.
"Mumpung masih berkembang dan baru. Kalau sudah lama dan kompleks tidak akan mudah menyelesaikannya," kata Isfandiary.
Warga lainnya, Purwoko (57), juga mengeluhkan hal yang sama. Dia menilai pembangunan di Tangerang Selatan sudah di luar kendali. Banyak bangunan beralih fungsi.
"Dulu ruko sekarang malah jadi perumahan. Nah itu juga ada sebaliknya," kata Purwoko.
Pembangunan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan rencana wilayah tersebut dianggap mengkhawatirkan karena mengokupasi ruang hijau.
"Kami takutkan resapan airnya berkurang," ungkap Purwoko.
Selain Purwoko, Nesti (40), warga Pakualam meminta pemerintah yang baru memperhatikan persoalan hunian mewah di Tangerang Selatan.
Sebab, angka pertumbuhan hunian tersebut berdampak pada masyarakat sekitar.
"Saya kira hunian itu sudah merebak kemana-mana tidak terkontrol dan berdampak pada warga menengah ke bawah," jelas Nesti.
Pilkada Tangsel memiliki tiga calon pasangan, yakni Ikhsan - Li Claudia, Airin - Benyamin dan Arsid - Elvier.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.