Ia mengatakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling toleran dibandingkan negara lainnya. (Baca: Merenungkan Toleransi di Malam Minggu)
"Orang-orang bilang, warga Korea itu toleransi satu sama lain. Ya iyalah mereka monokultural, dari ujung ke ujung ngomong pakai bahasa Korea, sama-sama makan kimchi, suka Bigbang," kata JFlow saat menjadi narasumber dalam acara Grand Launching SabangMerauke 2016, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (23/1/2016).
Namun, hanya Indonesia yang dinilainya tetap menjaga toleransi meskipun menjadi negara dengan beragam suku, agama, budaya, dan bahasa.
Meskipun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menurut dia, Indonesia tetap menghargai penganut agama lain.
"Indonesia bukan negara muslim dan punya gubernur yang bukan muslim, inilah Indonesia. Tidak ada negara sediverse (beragam) ini. Belajar toleransi, belajarlah ke Indonesia," kata JFlow.
Untuk menjaga toleransi, lanjut dia, warga tidak boleh mengganggu kehidupan warga lainnya.
Sesama warga harus bisa saling menghormati. Pelantun lagu "Kekinian" ini mengaku memiliki tim produksi yang mayoritas berasal dari etnis yang berbeda dengan dirinya.
Bersama timnya, JFlow terbiasa menyebut etnis, yang bagi orang awam hal itu termasuk tidak etis diucapkan. (Baca: Toleransi dan Kemerdekaan, Kunci Utama Ajaran Islam)
"Tim produksi saya, saya yang orang Melayu jadi bos dan manajemen saya dari etnis Tionghoa semua. Jarang-jarang nih orang Ambon nyuruh orang Tionghoa," kata JFlow tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.