Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Bantah Preman Intimidasi Warga Kalijodo yang Daftar ke Rusun

Kompas.com - 18/02/2016, 15:27 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara warga Kalijodo, Razman Arif Nasution, membantah adanya preman yang mengancam warga Kalijodo untuk masuk ke rusun.

"Jadi, terkait dengan adanya intimidasi, itu provokatif. Tidak benar ada preman di sini yang mengintimidasi orang supaya jangan mau pindah atau jangan mau patuh dengan surat edaran atau perintah dari Gubernur itu, tidak ada, apa ada? Tidak ada," kata Razman di Kalijodo, Jakarta Utara, Kamis (18/2/2016).

Razman menyebut, 23 orang yang mendaftar ke rusun sebagai sebagian kecil warga Kalijodo saja. Namun, ia meralatnya bahwa warga yang mendaftar itu bukan warga Kalijodo setelah seorang warga setempat memberitahunya saat wawancara dengan awak media.

"Itu hanya bisa jadi diduga manipulatif. Tetapi, saya ingin katakan begini, jangan ujuk-ujuk rakyat dibujuk dengan surat edaran itu," ujar Razman.

Sebelumnya, warga Kalijodo ada yang mencabut pendaftaran dirinya untuk direlokasi ke rumah susun sewa (rusunawa).

Menurut informasi, petugas Kecamatan Penjaringan yang menjaga posko pendaftaran, warga tersebut mencabut pendaftarannya karena mendapatkan ancaman oknum preman di lokasi itu.

"Katanya sih diancam sama preman, kasihan juga, dia sudah pengin cepat-cepat pulang kampung saja pokoknya," ujar petugas tersebut, Kamis.

Sejauh ini, sudah ada 37 kepala keluarga (KK) dari RW 05 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang mendaftar untuk direlokasi ke rusun. Dari 37 KK tersebut, ada satu KK yang membatalkan pendaftarannya.

"Dia bilang mau pulang kampung saja, enggak mau ke rusun, pengin cepat-cepat pergi dari Kalijodo juga," ujar petugas.

Kecamatan Penjaringan mencatat, ada 3.052 warga di Kalijodo yang tersebar di RT 01, 03, 04, 05, dan 06 yang seluruhnya berada di RW 05. Sementara itu, jumlah kepala keluarga di sana tercatat 1.340 KK.

Secara terpisah, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengatakan, tokoh masyarakat Kalijodo, Abdul Azis atau Daeng Azis, melakukan intimidasi terhadap warga Kalijodo yang bersedia direlokasi.

Sebab, menurut dia, banyak warga Kalijodo yang mencabut pendaftaran diri mereka untuk direlokasi ke rumah susun.

Rustam mengatakan, sebelumnya, ada 24 orang yang mendaftarkan diri agar bisa mendapatkan rumah susun. Namun, jumlahnya kini berkurang menjadi 10 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com