Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agen Perjalanan Tilap Uang Jemaah Rp 80 Miliar

Kompas.com - 08/03/2016, 19:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Agen perjalanan umrah Timur Sarana Tisa Tour yang berkantor di Duren Tiga, Jakarta Selatan, diduga menilap uang jemaah hingga Rp 80 miliar. Jumlah mereka yang tertipu karena batal berangkat ke Tanah Suci mencapai 3.800 orang.

Setiap jemaah telah menyetor Rp 18 juta-Rp 27 juta ke agen perjalanan itu sejak tahun 2015 untuk keberangkatan setahun setelah pembayaran.

Seorang calon anggota jemaah, Kasi Supriyono (60), asal Tambun, Bekasi, mengatakan, dirinya dijadwalkan berangkat pada 18 Desember 2015. Ia sudah membayar Rp 27 juta, tetapi tiga hari sebelum jadwal keberangkatan, perjalanannya dibatalkan.

”Waktu itu saya sudah selesai ikut manasik haji, sudah dapat koper dan paspor haji. Tetapi, tiga hari sebelum itu ditelepon, batal berangkat,” katanya, ditemui di kantor Tisa Tour, Senin (7/3).

Desember lalu, Tisa Tour mengeluarkan pengumuman membatalkan seluruh perjalanan umrah untuk Desember dan tahun 2016. Di Jakarta dan sekitarnya diperkirakan ada 1.500 orang yang terdampak. Jemaah lainnya tersebar di Aceh, Bangka Belitung, Solo, hingga Bali.

Senin, kantor Tisa Tour ramai didatangi jemaah yang menanyakan uang mereka. Bagian luar pintu kantor penuh dengan tempelan protes calon jemaah.

Jemaah lainnya, Edi Triana, mengatakan, pengelola menjanjikan penyelesaian, tetapi hingga sekarang belum ada titik terang. Bahkan, pemilik Tisa Tour, MR, tidak bisa lagi dihubungi karena dikabarkan sakit.

Edi tertarik mengikuti paket perjalanan dari Tisa Tour karena harganya relatif murah. Selama ini, agen perjalanan itu juga memberikan pelayanan yang memuaskan.

”Adik saya dan mertua saya ikut di sini, tak ada masalah. Bahkan mereka puas,” ujarnya.

Pengurus Tisa Tour, Julian Avianto, mengakui, selama ini uang dari calon jemaah diinvestasikan ke penyewaan alat berat tambang batubara di Kalimantan dan Sumatera. Namun, usaha batubara tengah anjlok, uang jemaah tak bisa kembali.

”Saya berjanji mengembalikan. Tetapi butuh tempo, sekitar lima tahun,” katanya.

Menurut Julian, usaha agen perjalanan umrah ini sudah berjalan sejak 2010 dan tak pernah ada masalah. Ia menyatakan siap bertanggung jawab.

Meterai palsu

Di Jakarta Utara, 885 lembar meterai palsu disita dari dua orang yang merupakan pembuat dan pengecer meterai. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Victor Inkiriwang menyampaikan, tingkat kemiripan meterai ini mencapai 80 persen. Pelaku yang merupakan pembuat, RDS (24), hampir satu tahun membuat meterai palsu. Dalam sehari bisa dibuat 30-40 lembar meterai palsu.

”Sebelum menangkap pembuatnya di sebuah tempat di Jakarta Pusat, kami terlebih dahulu menangkap seorang pengecernya pada akhir Februari lalu atas informasi masyarakat. Pelaku RDW (22) berhasil dijebak untuk transaksi, dan ditemukan 120 lembar meterai,” tutur Viktor.

Atas tindakan pemalsuan yang ini, dua pelaku dikenai Pasal 257 KUHP juncto Pasal 253 KUHP ‎tentang pemalsuan meterai. Pelaku terancam hukuman maksimal 7 tahun penjara. (JAL/IRE)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Maret 2016, di halaman 28 dengan judul "Agen Perjalanan Tilap Uang Jemaah Rp 80 Miliar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com