Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Skenario Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 15/03/2016, 10:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Hingga Senin (14/3/2016), polemik tentang jalur perseorangan dan partai politik dalam pencalonan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta periode 2017-2022 terus berkembang.

Direktur Sinergi Data Indonesia Barkah Pattimahu berpendapat, akan ada dua skenario yang mungkin terjadi pada pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Pertama, calon dari jalur perseorangan melawan calon dari koalisi parpol. Kedua, pertarungan antara calon perseorangan, koalisi PDI-P, dan koalisi Partai Gerindra.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur petahana DKI, Basuki Tjahaja Purnama, berulang kali menyatakan tekadnya untuk maju lewat jalur perseorangan. Dia akan menggandeng Heru Budi Hartono, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta, sebagai calon pendampingnya dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Di sisi lain, ada dua parpol besar yang diyakini akan memainkan peran kunci dalam pilkada DKI ini, yakni PDI-P dan Partai Gerindra. Gerindra bahkan sudah menggelar proses penyaringan bakal calon dengan mengumpulkan sejumlah nama tokoh.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (13/3/2016), Barkah memaparkan hasil survei lembaganya pada 2-12 Februari 2016. Berdasarkan survei itu, popularitas Basuki mencapai 97,2 persen. Sebanyak 72,2 persen dari 500 responden memberi penilaian baik atau sangat baik atas kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah Basuki.

Namun, Basuki hanya memiliki 27,8 persen pemilih loyal. "Ada 21 persen pemilih yang loyal pada calon lain dan 51,2 persen lainnya masih ragu-ragu," ujarnya.

Direktur Indonesia Public Policy Institute Agung Suprio menilai, pengumpulan KTP menjadi tantangan berat bagi Basuki yang memutuskan maju melalui jalur perseorangan. Bahkan, Agung berpendapat langkah Basuki maju di jalur perseorangan merupakan tindakan nekat. Selain butuh perjuangan mengumpulkan KTP, Basuki akan menghadapi kekuatan parpol, termasuk PDI-P yang memiliki tiket untuk mengajukan calon.

Bertemu tokoh masyarakat

Dalam perkembangan lain, salah satu kandidat kuat calon gubernur dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, terus mengintensifkan sosialisasi di masyarakat. Minggu sore, Sandi-panggilan akrab Sandiaga-menggelar pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat (ormas) di Ciracas, Jakarta Timur.

Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif; perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI), Ismail; perwakilan Forum Betawi Rempug (FBR), Fajri; Sekretaris Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Maah; dan tokoh masyarakat dari Kecamatan Ciracas, Makasar, Cipayung, dan Pasar Rebo.

Dalam sosialisasi yang dihadiri puluhan warga tersebut, Sandiaga memperkenalkan dirinya kepada masyarakat sebagai bakal calon gubernur dari Partai Gerindra. Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta warga untuk mendukungnya dalam pemilihan gubernur tahun depan. Ia juga melakukan tanya jawab untuk mendengarkan aspirasi dari warga.

Menurut Sandiaga, sosialisasi yang ia lakukan tidak hanya berdasarkan di basis suara Partai Gerindra. Ia akan melakukan sosialisasi di seluruh wilayah Jakarta. Bahkan, sosialisasi juga akan dilakukan ke partai-partai lain, seperti PDI-P, PKS, dan Demokrat.

Meski demikian, ia berharap sosialisasi yang dilakukannya tidak menjadikan suara Partai Gerindra terpecah. Hal tersebut karena ada dua bakal calon lain, yakni Biem Benjamin dan Mohamad Sanusi yang masih bersaing dalam tahap penjaringan internal Partai Gerindra.

"Jika Partai Gerindra mencalonkan yang lain, saya akan tetap mendukung," ujar Sandiaga.

Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif, mengatakan, partainya akan menentukan nama calon gubernur yang diusung sekitar 20 Juni 2016. Saat ini, partainya masih melakukan komunikasi dengan partai lain dalam menentukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com