Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Ongkos Minimal Jadi Cagub Menurut Lulung?

Kompas.com - 24/03/2016, 06:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ramai pemberitaan mengenai mahar politik dan ongkos kegiatan seorang bakal calon gubernur yang ingin berkontestasi dalam pemilihan kepala daerah.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana mengeluarkan pendapatnya mengenai mahar dan juga ongkos politik tersebut.

"Kalau mahar itu enggak ada tapi ongkos kegiatan itu pasti ada. Kalau bilang enggak ada namanya munafik," ujar Lulung, saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Rabu (23/3/2016).

Lulung mencontohkan kegiatan bakal calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan kelompok relawannya, Teman Ahok, yang mengumpulkan formulir KTP dukungan.

Menurut dia, proses itu memerlukan biaya cetak dan sewa booth termasuk ongkos kegiatan pendukung lainnya. Saat ditanya berapa minimal uang yang harus dikeluarkan jika ingin "nyagub" di Pilkada DKI Jakarta, Lulung menjawab;

"Kita kan kagak melulu pakai uang ya, tapi hampir semua harus pakai uang. Kalau di Jakarta tuh menurut saya minimal sih Rp 2 miliaranlah," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.

Lulung memiliki sebutan khusus untuk bakal cagub yang memiliki modal minimal tersebut.

"Itu sudah yang sederhana banget. Balon (bakal calon) duafa istilahnya. Kan ada balon duafa, balon kelas menengah, ada juga balon gohir ha-ha-ha," kata Lulung.

Kemudian, berada dalam klasifikasi mana Lulung?

"Kalau saya main di tengah aja lah. Tapi kan sekarang enggak bisa diukur dengan uang juga kan. Kadang ada orang ikhlas melakukannya (membantu)," ujar Lulung.

Ongkos politik yang disebut Lulung ini berbeda jauh dengan yang sempat disebut oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Jika dibandingkan nominal perkiraan Lulung dan Ahok (sapaan Basuki), lebih murah ongkos politik perkiraan Lulung.

Berdasarkan hitung-hitungan Ahok, setiap pengurus partai tingkat anak ranting di kelurahan membutuhkan dana operasional minimal Rp 10 juta per bulan. Jika dikalikan dengan 267 kelurahan, total dana yang bisa dihabiskan untuk membiayai pengurus partai di tingkat anak ranting di kelurahan tersebut bisa mencapai Rp 2,67 miliar.

Jika dikalikan 10 bulan, maka dana yang bisa dihabiskan bisa mencapai Rp 26 miliar. Menurut Ahok, hitung-hitungan itu belum termasuk kebutuhan dana untuk pengurus partai ranting di kecamatan. Belum lagi jika partai yang mengusungnya tidak hanya satu.

"Kalau dua partai dukung kamu, semua minta digerakkan mesin partainya, bisa-bisa Rp 100 miliar enggak cukup lho nyalon gubernur DKI," kata pria asal Belitung ini.

Kompas Video Siapa Suka Haji Lulung?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com