Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Penderita Kanker Akibat Makanan Berformalin Lebih Banyak daripada Merokok

Kompas.com - 07/04/2016, 12:18 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta aktivis anti rokok agar tidak menghubung-hubungkan jumlah penderita kanker dengan perilaku merokok.

Karena ia menyebut tidak semua kanker akibat dari perilaku merokok. Pernyataan itu ia sampaikan usai memarahi para aktivis anti rokok yang datang ke Balai Kota, Kamis (7/4/2016).

Sebelumnya, para aktivis anti rokok meminta Ahok menolak penyelenggaraan World Tobacco Process and Machinery (WTPM) yang rencananya akan berlangsung di Jakarta, 27-28 April 2016.

"Jangan membanding-bandingkan dengan kena kanker. Kanker gara-gara makan-makanan formalin lebih banyak daripada yang merokok," kata Ahok.

Ahok mengatakan tak memiliki kewenangan untuk menghentikan WTPM. Sebab, ia menyebut penyelenggaraan WTPM berlangsung di Kemayoran yang dimiliki Sekretariat Negara, bukan lahan Pemerintah Provinsi DKI.

Ahok kemudian membantah sikapnya itu sebagai dukungan kepada perokok. Karena ia menegaskan dirinya bukan perokok dan tidak ada keluarganya yang menjadi perokok. Ia pun menegaskan sudah mengeluarkan peraturan larangan reklame rokok dan aktivitas merokok di kantor pemerintahan.

"Tapi kalau Anda bilang melarang rokok dalam ruangan, ya betul. Saya waktu muda enggak suka ke diskotik juga karena enggak tahan asap rokok," ujar Ahok. (Baca: Larangan Penjualan Rokok Secara Terang-terangan di Jakarta Akan Segera Disahkan)

Selain ke para aktivis anti-rokok, Ahok juga sempat marah-marah ke salah seorang wartawan televisi media asing. Ia bahkan menuding wartawan tersebut sebagai agen dari perusahaan farmasi di luar negeri.

"Kalau ada yang melarang merokok dalam ruangan, saya bela. Tapi kalau ada yang menyetop pameran mesin rokok karena ada pesanan dari luar negeri, enak aja lu ngatur," ujar Ahok.

"Kenapa asing boleh jual cerutu begitu hebat, tapi kretek khas Indonesia kamu bilang enggak boleh," kata dia lagi. (Baca: Gara-gara Ikut Komentar, Wartawan Asing Kena "Semprot" Ahok)

Kompas TV Ahok Jelaskan Iklan Rokok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com