Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI Minta Pengedar Obat Palsu dan Ilegal Dihukum Berat

Kompas.com - 25/04/2016, 21:37 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir meminta vonis yang diberikan kepada pelaku pemalsuan maupun pengedar obat ilegal dihukum berat melebih keuntungan yang didapat.

Hal tersebut disampaikan Husna usai mendengar paparan operasi pemberantasan produk farmasi ilegal oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menjaring 4.441 item produk farmasi dengan nilai mencapai Rp 49 miliar.

"Hasil akhirnya yang paling penting, artinya apa vonis yang dijatuhkan ini ditindaklanjuti oleh penegak hukum, dan pastikan vonis yang dijatuhkan melebihi keuntungan yang mereka peroleh," ujar Husna kepada Kompas.com, Senin (25/4/2016).

Husna menyebut, jika hukuman lebih rendah, akan membuat pelaku tidak jera bahkan kemungkinan besar mengulangi perbuatannya.

Terkait pengaduan konsumen, Husna mengatakan YLKI tidak memiliki data terkait jumlah kosumen yang mengadu terkait pemakain obat ilegal tersebut. Ini karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui sedang menggunakan obat tersebut.

Selain itu, jarang ada masyarakat yang mengadu ke YLKI. (Baca: Ini Dampak Mengonsumsi Obat Palsu dan Kedaluwarsa Berkepanjangan)

"Tidak ada data spesifik, tapi pertanyaan ada karena konsumen merasakan ada perbedaan ketika menggunakan sebuah produk," ujar Husna.

Selain itu, Husna juga mengapresiasi operasi pemberantasan 4.441 produk farmasi ilegal yang dilakukan BPOM pada Maret lalu. Husna mengungkapkan, apresiasi tersebut diberikan karena saat ini BPOM telah melakukan penindakan langsung ke sumber atau ke hulu.

"Mereka sekarang sudah menangani hulu. Sebab kalo kita bicara hilir tidak bisa selesai, menghabiskan energi, tenaga dan biaya yang besar. Nah, beberapa temuan mereka ada di hulu, itu suatu langkah maju," ujar Husna. (Baca: BPOM Temukan 4.441 Produk Obat Ilegal yang Nilainya Rp 49 Miliar )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com