Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi Ahok Menguasai Angkutan Umum Se-Jabodetabek

Kompas.com - 27/04/2016, 09:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terhitung per 25 April 2016, PT Transportasi Jakarta membuka enam rute baru, empat di antaranya melayani trayek ke dua kota penyangga, Bekasi dan Depok.

Pembukaan rute hingga ke kota penyangga ini merupakan tindak lanjut dari keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beberapa bulan silam.

Pada Januari lalu, Ahok (sapaan Basuki) menyatakan keinginan agar ke depannya warga kota-kota penyangga mengubah kebiasaannya dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Ia menilai, hal itu bisa diwujudkan jika tarif angkutan umum lebih murah dari harga bahan bakar, terutama yang dihabiskan untuk sepeda motor.

Saat ini, beberapa moda angkutan umum yang melayani rute Jakarta ke kota-kota penyangga adalah kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, bus angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB), bus transjaboderabek, dan bus-bus kota reguler.

Khusus untuk APTB dan angkutan umum berbasis bus lainnya, Ahok menilai tarif yang diberlakukan selama ini relatif mahal dan membuat pengguna sepeda motor beralih menggunakan angkutan umum.

Oleh karena itu, ia ingin sebuah angkutan yang bisa menerapkan besaran tarif seperti bus transjakarta, Rp 3.500.

Nursita Sari Bus-bus gandeng milik PT Mayasari Bakti yang siap dioperasikan di Pul PT Mayasari Bakti, Klender, Jakarta Timur, Selasa (26/4/2016).
"Coba kamu bayangin kalau kamu dari Bekasi atau Tangerang, kamu mesti bayar tiket Rp 6.000-Rp 8.000 terus bayar lagi Rp 3.500, kamu pasti memilih naik motor. Jadi, kalau saya kasih Anda Rp 3.500 dari Bekasi atau Depok, kamu mungkin lepasin motor karena lebih murah biayanya," kata dia di Balai Kota, Senin (4/1/2016).

Dengan tarif Rp 3.500, Ahok yakin para pengguna kendaraan akan beralih menggunakan angkutan umum dan operator APTB dan angkutan umum berbasis bus lainnya mau bergabung di bawah pengelolaan PT Transjakarta.

"Kalau enggak, kamu pasti bangkrut bersaing dengan kami. Kamu mau naik metromini butut bayar Rp 4.000 apa bayar Rp 3.500 yang bus AC? Sudah begitu seluruh jaringan transjakarta enggak usah bayar lagi," ujar Ahok.

Sampai sejauh ini, sudah ada dua operator bus yang bersedia bergabung ke PT Transjakarta. Keduanya ialah PT Mayasari Bakti dan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Keduanya tercatat memiliki bus APTB dan angkutan umum berbasis bus lainnya.

Pemprov DKI masih terus berupaya agar langkah yang dilakukan Mayasari dan PPD diikuti operator bus lainnya, terutama operator yang memiliki bus APTB dan angkutan umum berbasis bus lainnya.

Sepi penumpang

Pada hari-hari pertama pengoperasian transjakarta ke Bekasi dan Depok, jumlah penumpangnya sangat minim. Bahkan, di rute Depok, ada satu bus yang hanya mengangkut penumpang satu orang.

Namun, Ahok tetap yakin ke depannya transjakarta akan diminati. Ia menilai sepinya penumpang hanya disebabkan kurangnya sosialisasi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Megapolitan
Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com