Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Risma Maju pada Pilkada DKI 2017?

Kompas.com - 09/05/2016, 09:04 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini belakangan ini santer disebut-sebut akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Meskipun Risma telah menyatakan dirinya tidak akan maju dalam Pilkada DKI 2017, kini muncul gerakan yang mendukung dirinya di media sosial. Akun Twitter @Karisma_Jakarta mendukung Risma untuk maju sebagai calon gubernur dengan tagar #BekerjaDgnHati.

Selain itu, muncul foto poster yang beredar di media sosial bertuliskan "Posko Karisma Jakarta, Risma for DKI 1, Bekerja dengan Hati" yang juga memuat gambar wajah Risma. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai tempat bernaung Risma membantah pihaknya yang membuat poster tersebut.

"Partai belum menentukan sikap terkait Pilkada DKI, masih ada proses yang harus dilalui. Jadi sudah pasti (poster) itu bukan dibuat oleh PDI Perjuangan," kata anggota DPR RI dari PDI-P, Charles Honoris, kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2016).

Meski demikian, ia tak menampik bahwa Risma merupakan salah satu kader berkualitas yang dimiliki PDI-P. Menurut dia, sah-sah saja jika banyak simpatisan yang menginginkan Risma maju pada Pilkada DKI Jakarta.

Hal tersebut juga diamini oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono. Gembong mengatakan, peluang Tri Rismaharini ditarik ke Jakarta sangat terbuka. Menurut dia, Risma memiliki pintu strategis, yaitu melalui penugasan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Beliau punya pintu strategis, yaitu pintu penugasan. Itu wewenang Ketum dengan hak prerogatif yang mereka miliki. Peluang Risma sangat terbuka," ujar Gembong di Gedung Joeang, Jakarta Pusat, Minggu.

Gembong menambahkan, hak prerogatif Ketua Umum PDI-P hanya akan digunakan dalam hal yang bersifat strategis. Menurut dia, Pilkada DKI Jakarta merupakan salah satu pilkada strategis.

Gembong menjelaskan, hingga saat ini nama Risma tidak tercantum dalam penjaringan atau pengusungan bakal calon dari PDI-P. Menurut dia, Risma hanya mempunyai satu pintu, yaitu pintu penugasan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Jika nantinya diberi penugasan oleh Megawati, menurut Gembong, Risma harus siap mengemban penugasan tersebut.

"Sebagai kader partai kalau ditugasin, siap enggak siap harus siap. Itu prinsipnya. Harus mau, orang kader partai," tuturnya.

"Peluang (penugasan) itu ada. Kami sangat terbuka. Bisa juga Bu Mega menggunakan hak prerogatifnya untuk menarik kader terbaik. Sangat terbuka," sambungnya.

DPD PDI-P DKI Jakarta telah menutup pendaftaran seleksi bakal cagub DKI Jakarta. Ada 34 nama calon yang akan mengikuti tes uji kelayakan dan kepatutan pada Rabu mendatang.

Nama-nama yang lolos kemudian akan diserahkan ke DPP untuk dipilih. Beberapa tokoh yang mendaftar penjaringan cagub antara lain Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung, pengusaha Sandiaga Uno, dan pengacara Farhat Abbas.

Dari 34 nama tersebut, tidak terdapat nama Risma. Hanya ada dua nama kader internal PDI-P yang diusulkan oleh DPC di DKI, yaitu Boy Sadikin dan Djarot Saiful Hidayat.

Kompas TV Risma Jadi ke DKI?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com