Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Anak Berinteraksi dengan Orang, Bukan Ponsel

Kompas.com - 12/05/2016, 14:54 WIB
Susi Ivvaty

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak generasi milenial memang hidup dalam pesatnya perkembangan gawai (ponsel). Akan tetapi, orang tua dapat mengarahkan putra-putrinya untuk lebih banyak berinteraksi dengan orang, dan meminimalkan penggunaan gawai. Orang tua juga dituntut membangun ikatan batin dengan anak-anaknya.
               
Demikian beberapa pokok pikiran yang terangkum dalam obrolan bersama Direktur Nasional SOS Children's Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo‎, Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati, dan Spesialis Komunikasi Pengasuhan Hana Yasmira, Rabu (11/5/2016) di Jakarta.

Diskusi yang digelar oleh SOS Children's Village Indonesia ini mengawali perayaan Hari Anak Internasional saban 15 Mei serta kegiatan Unplugged Family Day pada 21 Mei 2016 di Gandaria City. SOS ingin mengajak orang tua untuk berpuasa gawai pada saat akhir pekan dan bermain bersama anak-anak.
                 
Rita, Hana, dan Hadi sepakat, hulu pendidikan anak adalah di keluarga, terutama pada pengasuhan anak atau parenting. Sebesar apa pun pemerintah membangun sistem pendidikan, pengasuhan ‎keluarga paling berperan bagi keberhasilan anak dalam kehidupan, khususnya menyangkut pekerti.

Sayangnya, belum semua orangtua memahami parenting yang benar. Kalau pun mengetahuinya, keterbatasan waktu sehari-hari membuat pola pengasuhan berantakan.
                
Rita mengatakan, hasil ‎survei nasional pengasuhan anak 2015 yang dilansir KPAI menunjukkan, orangtua cenderung memenuhi kebutuhan anak sebatas fisik, termasuk gawai.

Gawai tentu juga memberi manfaat, akan tetapi interaksi di gawai tidak nyata. Anak-anak tidak belajar menyelesaikan masalah hanya dengan melihat game di gawai, misalnya. Untuk dapat menyelesaikan satu masalah, mereka harus berinterksi dengan orang lain.
  ‎                
"Merujuk survei, hanya 50 persen orangtua yang bisa mengawasi anak-anak yang berusia 10 tahun sampai 18 tahun. Anak-anak masih bisa mengakses game porno. Bahkan ada anak yang menghabiskan uang hampir Rp 3 juta untuk main game online selama dua hari‎. Pengawasan nonton televisi lebih mudah daripada gadget," papar Rita.

Bangun ikatan

Satu hal penting yang harus dilakukan orangtua kepada anak-anaknya adalah membangun ikatan batin sehingga komunikasi berjalan lancar berlandaskan kejujuran.

Anak-anak akan dengan mudah menanyakan hal apa pun atau menceritakan segala hal yang dialami kepada orangtua. Dengan demikian, orangtua makin memahami anak dan bisa mengarahkan pada hal-hal positif.
‎                
"Yang terjadi, masih banyak orang tua yang kurang bertanggung-jawab. Misalnya, menyekolahkan anak ke sekolah yang bagus dan mahal supaya orang tua terima jadi. Lalu ada yang memasukkan ke pesantren supaya jadi anak naik. Memangnya pesantren itu deterjen, mencuci bersih," kata Hana.

Ia mengatakan, sejumlah orang tua yang berkonsultasi dengannya ‎merasa tidak punya waktu untuk bisa mengasuh anak dengan total.

Kehidupan berkeluarga di perkotaan saat ini tidak seperti dulu, ketika rumah-rumah kerabat ada di sekitar rumah sehingga bisa saling mengawasi dan membantu.

Tantangan orang tua makin besar di era kini. Kekerasan seksual merajalela dan muncul satu demi satu. Menyedihkan ketika pelaku kejahatan seksual pada anak adalah anak-anak juga.

"Negara dan masyarakat abai sekali. Di AS minimal hukuman bagi pemerkosa adalah 25 tahun, di Indonesia maksimal 15 tahun," kata Hana.
‎             
Hadi memaparkan, sebagai organisasi nirlaba, SOS Children's Village ingin menjangkau sebanyak mungkin anak-anak dan juga orangtua. SOS berkomitmen membantu terpenuhinya kebutuhan anak-anak dengan metode pengasuhan berbasis keluarga.

Perkampungan anak-anak SOS di Indonesia kini telah ada di delapan lokasi dari Meulaboh Aceh hingga Flores, dengan 1.300 anak asuh. SOS juga mendampingi 60 komunitas, 3.000 keluarga, dan 6.000 anak di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com