Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Dampak Kesalahan Prosedur Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta?

Kompas.com - 16/05/2016, 05:26 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kesalahan prosedur pesawat Lion Air JT 161 Singapura-Jakarta saat menurunkan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/5/2016) lalu, berdampak banyak dalam dunia penerbangan, bahkan sampai ancaman keamanan nasional.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Muzaffar Ismail, kepada Kompas.com, Minggu (15/5/2016).

"Ini menyangkut semua SOP (Standar Operasional Prosedur) seluruh penerbangan. Semua instansi juga terkait, ada Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, sampai ke pengelola bandara, PT Angkasa Pura II," kata Muzaffar.

Dari sisi Imigrasi, penumpang yang salah turun, yakni yang seharusnya di terminal kedatangan internasional Terminal 2, malah diturunkan di Terminal 1 domestik, tidak melalui proses clearance yang dilalui layaknya penerbangan internasional.

Sehingga, tidak ada kontrol terhadap siapa saja yang masuk ke Indonesia, baik itu WNI maupun WNA. Kemudian, barang bawaan penumpang juga bisa bebas masuk ke Indonesia tanpa ada pengawasan dari Bea Cukai.

Barang yang dibawa bisa saja barang berbahaya hingga barang-barang terlarang, seperti narkotika. Terhadap kondisi tersebut, instansi terkait, mulai dari Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II, Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina di Bandara Soekarno-Hatta memutuskan untuk melakukan investigasi terlebih dahulu.

Mereka akan mengkaji, apakah kejadian ini melanggar aturan dan disengaja atau tidak oleh karyawan Lion Air.

"Kita investigasi terlebih dahulu. Dalam hal ini, Kemenhub akan menginvestigasi secara menyeluruh penyelenggara bandara, Lion Air, dan petugas ground handling untuk melihat apakah ada unsur kesengajaan atau murni kesalahan prosedur," tutur Muzaffar.

Sampai saat ini, Lion Air belum bisa memastikan berapa penumpang yang salah turun di Terminal 1 dan tidak kembali lagi untuk melalui proses clearance di Imigrasi juga Bea Cukai.

Diperkirakan, ada puluhan penumpang pesawat itu yang masuk tanpa clearance dari Imigrasi dan barang-barang yang tidak melalui pemeriksaan petugas Bea Cukai.

Kompas TV Lion Air Tembus 500 Penerbangan per Hari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com