Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Ancam Pidanakan Pemalsu Tiket Kereta

Kompas.com - 18/05/2016, 11:38 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengancam memenjarakan pemalsu tiket kereta. Ancaman ini dilontarkan untuk antisipasi marak beredaranya tiket palsu jelang mudik Lebaran tahun ini.

"Bisa aja (lapor polisi). Kita bisa jerat penipuan, pemalsuan identitas," kata Senior Manager Humas PT KAI Daop 1, Bambang S Prayitno kepada Kompas.com di Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (18/5/2016).

Jelang Lebaran, para pelaku memiliki dua modus. Pertama, pelaku biasanya memalsukan tiket dan menjual kembali ke pengguna kereta.

Pada mudik Lebaran tahun 2015 lalu, Bambang mengaku KAI Daop 1 mendapati empat tiket palsu. Pemalsuan tiket baru ketahuan saat diketahui ada nomor ganda untuk satu tempat duduk.

"Misalnya dari sini (Jakarta) dapat tempat duduk, terus ada yang naik dari Cirebon, (penumpang resmi kaget) loh kok ada yang tempatin."

"Petugas kami juga ada manifes. Kalau resmi itu ada, namanya ini, nomor sekian, di kereta ada di gerbong sekian. Enggak bisa ditipu," kata Bambang.

Modus lainnya dengan pemalsuan kartu tanda penduduk (KTP). Pelaku biasanya membeli tiket terlebih dahulu dengan identitas keluarga atau temannya.

Setelah itu, dijual kembali kepada pembeli. Dengan catatan, para pembeli biasanya sekalian dibuatkan KTP palsu dengan identitas keluarga atau teman pelaku yang tertera di tiket.

"Dalam posisi supply demand enggak seimbang, banyak oknum cari keuntungan. Boleh dikatakan sekarang itu bukan calo, tapi sekarang sudah penipuan," kata Bambang.

Penumpang disarankan agar langsung membeli via online, loket atau pun agen resmi. Bambang menjamin jika dijual oleh perseorangan, tiket tersebut pasti bermasalah.

Kompas TV KAI: Tiket Udah Ludes dari 2 Minggu Lalu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com