JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi sungai di Pademangan Timur, Jakarta Utara tak banyak berubah semenjak tahun 2012, ketika Joko Widodo masih menjadi Gubernur Joko Widodo.
Tumpukan sampah serta sungai yang berwarna hitam menimbulkan bau yang tidak sedap, yang akan tercium jika berjalan di pinggiran sungai. Tak jarang akibat sampah yang menumpuk, sungai tersebut meluap menyebabkan banjir di daerah Pademangan Timur.
Warga Pademangan Timur, Atih yang tinggal tepat di pinggir sungai tersebut mengatakan, jika musim hujan tiba, bisa dipastikan bantaran sungai akan meluap membanjiri seluruh rumah di kawasan Pademangan Timur.
Rumah Atih hanya berjarak 6 meter dari pinggir sungai. Tentu saja Atih sering merasakan air sungai meluap sampai kerumahnya. Banjir bisa mencapai selutut orang dewasa.
"Kalau banjir di sini mah udah biasa Mas, enggak heran. Pasti banjir kalau hujan sampai selutut," ujar Atih kepada Kompas.com, Senin (23/5/2016).
Atih mengatakan, dinas kebersihan memang setiap hari datang membersihkan lingkungan tersebut. Namun, kata dia, petugas kebersihan hanya mengambil sampah yang mengapung saja, bukan sampah yang ada di dasar sungai.
Sama halnya dengan Atih, Irma warga Pademangan Timur menilai tidak ada perubahan yang terjadi meski Jokowi pernah datang ke sungai tersebut.
"Sama aja Mas, memang sih waktu Jokowi datang, sampah-sampah semuanya bersih, tapi ya cuma sampah yang ngapung aja yang diambil, Mas," ujar Irma.
Irma menyebut tumpukan sampah yang membuat aliran air tersumbat berasal dari sisa pembuangan dari perumahan. Selain itu, menurut dia, sampah-sampah dari rumah makan seperti nasi sisa hingga jualan yang tidak habis dibuang ke sungai.
"Warteg itu banyak buang ke kali Mas, semuanya numpuk," ujar Irma.
Kondisi sungai di Pademangan Timur ini jauh berbeda dengan kondisi sungai yang berada di belakang LTC Glodok, Jakarta Barat. Jika di Pademangan Timur bau tak sedap sudah tercium dari pinggir sungai, di sungai LTC Glodok anak-anak bahkan bermain menghabiskan waktu di sungai tersebut.