Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah WNI yang Mengaku Tersesat Saat Umroh dan Jadi PRT Bertahun-tahun di Jeddah

Kompas.com - 01/06/2016, 20:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 244 warga negara Indonesia (WNI) yang didominasi perempuan dipulangkan Kementerian Luar Negeri dari Jeddah, Arab Saudi, dengan menggunakan pesawat ke Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (1/6/2016).

Sebagian besar dari mereka yang sudah dewasa merupakan WNI overstayer atau melebihi masa izin tinggal dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang masuk dan bekerja di Saudi secara ilegal.

Salah satu dari ratusan WNI itu, Sari (56), menceritakan bagaimana asal mulanya dia bisa tinggal di Jeddah dan akhirnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) selama tujuh tahun. Tahun 2008, Sari ikut rombongan umroh yang berangkat dari kampung halamannya di Madura, Jawa Timur, menuju Arab Saudi.

"Waktu itu saya lagi ikut keliling ke mana gitu, tahu-tahu saya ketinggalan rombongan. Handphone saya juga ketinggalan di bus, saya luntang-lantung di sana" kata Sari saat ditemui Kompas.com di Common Use Lounge sesaat setelah mendarat.

Selama hampir setahun, Sari berupaya hidup dari bekerja serabutan di Jeddah. Hingga akhirnya Sari menemui kenalannya yang juga berasal dari Indonesia.

Dari kenalannya itu, Sari diajak bekerja sebagai PRT di sebuah rumah. Selama bekerja sebagai PRT, Sari mengaku sering berpindah tempat dan majikan. Menurut dia, karakteristik dan sifat orang di sana jauh berbeda dengan orang yang biasa dia temui di Indonesia.

Menurut Sari, kerjaanya pun lebih berat di Jeddah. "Saya cuma bisa istirahat dua jam setiap hari. Kalau di lantai ada rambut saja satu helai, saya langsung ditanyain, disuruh bersihin sambil dimarah-marahi," tutur Sari.

Ketika Sari memutuskan untuk ikut pulang ke Indonesia bersama WNI yang lain, sebenarnya dia masih memiliki kontrak kerja dua bulan lagi di tempat majikannya yang terakhir. Tetapi, Sari lebih memilih pamit dan ikut pulang ke Tanah Air.

"Alhamdulillah sudah pulang, saya sudah kangen sama keluarga di rumah. Ibu saya sudah berumur, saya mau jenguk ibu saya juga," ujar Sari.

Bersama dengan Sari, ratusan WNI lainnya didata terlebih dahulu oleh petugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebelum mereka diizinkan meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta. Kepulangan ratusan WNI tersebut difasilitasi oleh pihak BNP2TKI, Kementerian Sosial, dan Pemerintah Daerah setempat yang menjadi domisili para WNI.

"Pemulangan sampai 200 orang lebih ini adalah tahap pertama pemulangan secara besar-besaran. Ada yang lari dari majikan, ada juga yang pisah umroh. Ini merupakan program Pak Jokowi memanggil WNI di luar negeri yang bermasalah untuk pulang," kata Kasubdit Pelayanan Kepulangan BNP2TKI Bambang Herawan.

Semua WNI yang telah dipulangkan nantinya akan diberdayakan dan dibantu untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com