Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Listrik di Rusun Rawa Bebek Bikin Warga Eks Pasar Ikan "Menjerit"

Kompas.com - 09/06/2016, 18:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tarif pulsa listrik di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, dikeluhkan eks warga Pasar Ikan yang kini bertempat tinggal di sana. Sejumlah warga mengaku sampai harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp 100.000 per bulan.

Warga menyatakan, tarif itu lebih mahal ketimbang saat masih bermukim di Pasar Ikan. Hal ini diungkapkan eks warga Pasar Ikan di Blok A, Rusun Rawa Bebek, Bambang (61).

Menurut Bambang, dia harus merogoh kocek lebih, mengeluarkan Rp 150.000 per bulan untuk membeli pulsa listrik. Untuk beli pulsa listrik di pengelola, yang seharga Rp 50.000, hanya bertahan paling lama sepekan lebih. Padahal, pemakaiannya hanya televisi, kulkas, kipas angin, dan untuk lampu di dalam unit rusun.

"Di sana cukup Rp 50.000 sebulan. Di sini Rp 150.000 enggak cukup. Di sini listrik paling bikin menjerit," kata Bambang, di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (9/6/2016).

Beli pulsa listrik di pengelola seharga Rp 50.000, lanjut Bambang, hanya mendapat listrik dengan jumlah 29,4 kWh. Delapan hari lagi, kata dia, warga harus beli lagi.

Menurut dia, sejumlah warga sempat protes mengenai hal ini. "Baru setelah warga protes, sekarang Rp 50.000 jadi 36 kWh," ujar Bambang, sembari menunjukkan beberapa voucer pembelian dari pengelola.

Padahal, kalau beli di luar, Bambang mendengar, harganya bisa lebih murah karena Rp 50.000 di minimarket menurut dia bisa mendapat 70 kWh.

"Akan tetapi, enggak bisa beli di luar, mesti ke pengelola. Kalau cuma 29 kWh, cepat habis. Kami maunya minimal Rp 50.000 dapat 50 kWh, masih mending. Kami kalau bisa beli di luar, enggak ada yang beli di pengelola," ujar Bambang.

Senada dengan Bambang, Holidah (51), eks warga Pasar Ikan di rusun tersebut juga mengeluhkan hal yang sama. Terlebih lagi, Holidah punya mesin cuci. Sebulan, ia mengaku bisa menghabiskan Rp 250.000 hanya untuk listrik.

"Kalau listrik mati, mana tahan kita, bisa kepanasan," ujar Holidah.

Bambang berharap, pemerintah memperhatikan masalah listrik.

"Keluhan warga paling utama listrik, tolong sampaikan ke pemerintah. Kalau bisa, lebih murah. Sama sediakan lapangan pekerjaan di sini, itu sudah sangat membantu," ujar pria yang berhenti berdagang ikan di pelelangan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, itu karena jarak yang jauh.

"Cuma, kalau cuaca, alhamdulillah bagus di sini, lingkungannya sehat. Saya bisa olahraga pagi di sini. Cuma, lingkungan di sini susah untuk cari nafkah karena lapangan kerja jauh. Habis di kendaraan, habis di tenaga," ujar Bambang.

Kompas TV Rusun Jadi Solusi Warga yang Direlokasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com