JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menegaskan partainya tidak akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017. Partai tersebut enggan mendukung karena Ahok memilih maju lewat jalur independen.
Menurut Romy, parpol adalah pilar demokrasi dan tetap diandalkan dalam pemilihan daerah kendati undang-undang memperbolehkan jalur perseorangan. Ia pun membuka kesempatan bagi para figur yang kompeten untuk mendaftarkan diri menjadi bakal calon gubernuryang akan diseleksi PPP.
"PPP di pilkada manapun akan mendukung bakal calon yang membutuhkan parpol. Sehingga bisa dipastikan kami tidak akan mengusung nama-nama yang sudah niat berangkat dari jalur independen," ujar Romi di Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2016).
Nama Yusril yang sempat disinggung sebagai bakal calon tanpa partai, juga dipersilakan untuk mendaftar ke PPP. Yusril merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang yang tidak memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta.
"Silakan saja kita lihat besok Pak Yusril mendaftar atau tidak. Kalau membutuhkam dukungan pantasnya datang," ujar Romi.
PPP membuka pendaftaran mulai 15- 25 Juni 2016 di DPC, DPW, dan DPP PPP seluruh Indonesia. Selain membuka kesempatan bagi tokoh eksternal, PPP juga memprioritaskan tiga kader untuk maju pada Pilkada DKI yaitu Taufiequrachman Ruki, Ustad Yusuf Mansur, dan Okky Asokawati.
Nama-nama yang masuk dalam pertimbangan baik dari eksternal maupun internal nantinya akan dinilai berdasarkan elektabilitas dan komunikasi politik. Karena 10 kursi PPP di DPRD DKI Jakarta tidak cukup untuk mengusung calon sendiri, Romy mengatakan akan membuka koalisi dengan partai lain.
Ia pun sudah memprediksi, nantinya akan ada empat pasangan dalam pilkada DKI. Nasdem, Hanura, dan Golkar yang telah memilih untuk mendukung Ahok, kemudian PDI-P yang bisa mengusung calon sendiri, ditambah duet Gerindra - PKS, dan sisa partai lainnya termasuk PPP yang akan berkoalisi mengajukan satu nama.