Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Barang-barang yang Disita Penyidik KPK Saat Penggeledahan di PN Jakarta Utara

Kompas.com - 17/06/2016, 13:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penyidik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis (16/6/2016) sore mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara. Selama lima jam berada di PN Jakarta Utara, penyidik KPK membawa sejumlah dokumen yang diduga terkait kasus suap dari kasus percabulan terdakwa Saipul Jamil yang melibatkan Panitera Pengganti PN Jakarta Utara, tersangka Rohadi.

Humas PN Jakarta Utara, Hasoloan Sianturi membenarkan bahwa KPK membawa sejumlah dokumen dari ruangan Rohadi dan Doly Siregar, Panitera Pengganti dalam persidangan Saipul Jamil.

"Mereka (penyidik KPK) memberitahu supaya juga ruangan Panitera Pengganti mau mereka geledah, dan benar dari meja kerja Rohadi ada beberapa buku yang dibawa," ujar Hasoloan di PN Jakarta Utara kepada Kompas.com, Jumat (17/6/2016).

Menurut berita acara pemeriksaan (BAP) yang diberikan oleh penyidik KPK, kata Hasoloan, dari meja Rohadi, disita tiga buah buku agenda dan satu buah flashdisk berwarna putih. Buku agenda itu menurut Hasoloan merupakan buku agenda persidangan atau buku agenda kerja yang diterbitkan oleh Mahakamah Agung.

Namun untuk isi flashdisk, Hasoloan mengatakan tidak ada keterangan apapun di BAP. Hanya disebutkan bahwa flashdisk diambil dari meja kerja Rohadi.

"Saya tidak tahu apakah itu miliknya tapi dari berita acara, dibawa dari meja kerja Rohadi. Siapa pemiliknya atau dari mana asalnya tidak tahu," ujar Hasoloan. (Baca: Sejumlah Berkas Disita KPK dari Ruangan Panitera Pengganti PN Jakut Rohadi)

Di meja kerja Doly, KPK membawa sejumlah dokumen, beberapa di antaranya yaitu fotokopi surat penetapan penahanan Saipul Jamil, surat kuasa khusus dari pengacara Saipul, dan budel eksepsi surat dakwaan Saipul, serta fotokopi draf putusan Saipul.

KPK juga membawa sebuah tempat penyimpanan berbentuk CD-R. Hasoloan mengatakan isi dari tempat penyimpanan itu sama persis dengan sejumlah dokumen yang dibawa KPK. Hasoloan menilai KPK hanya ingi mencocokan dokumen yang ada.

Sedangkan dari ruangan Ketua Majelis Hakim di persidangan Saipul, Ifa Sudewi, KPK tidak membawa apapun. Hasoloan mengatakan, sejak Ifa dipromosikan dan dimutasi menjadi Ketua PN Sidoarjo sejak 2-3 bulan yang lalu, Ifa sudah membereskan seluruh dokumennya.

Hasoloan menyebut, ruangan Ifa hanya dipakai sebagai tempat untuk mengetik BAP oleh penyidik KPK. Rabu (15/6/2016), KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Panitera Pengganti PN Jakarta Utara, Rohadi, yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. KPK juga mengamankan uang tunai Rp 250 juta dari OTT itu.

Selain menetapkan Rohadi sebagai tersangka, KPK juga menetapkan status tersangka terhadap dua pengacara Saipul, Kasman Sangaji dan Bertanatalia. Status tersangka juga diberikan kepada Kakak Saipul, Samsul Hidayatullah. (Baca: KPK Telusuri Keterlibatan Hakim dalam Kasus Suap Perkara Saipul Jamil)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Megapolitan
Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Megapolitan
Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com