JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali mengungkapkan keinginannya untuk berpasangan dengan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Basuki mengaku sudah cocok memimpin Jakarta bersama Djarot. (Baca juga: Ahok, Djarot, Saefullah, dan Pilkada DKI)
Hanya saja, Basuki sudah sepakat dengan relawan pendukungnya, yakni Teman Ahok, bahwa ia akan berpasangan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam mengikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen.
Jika maju melalui jalur independen, maka Basuki tak mungkin menggandeng Djarot yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
"Kalau saya sudah bilang dari awal, saya cocoknya sama Djarot, dari dulu saya bilang. Saya kan dari awal, bilang mau (berpasangan) sama Djarot, cuma enggak dikasih," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (17/6/2016).
Sama halnya seperti ketika ia mencari calon wakil gubernur, setelah Joko Widodo dilantik menjadi Presiden RI.
Saat itu, PDI-P mengajukan Boy Sadikin menjadi calon wakil gubernur pendampingnya.
Basuki pun menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan menyampaikan bahwa ia tidak ingin dipasangkan dengan Boy.
Basuki meminta Megawati untuk mengizinkan Djarot menjadi pasangannya. (Baca juga: Djarot: Siapa Bilang Pak Ahok Enggak Kuat?)
"Waktu itu saya ngomong, 'Kalau memang ibu (Megawati) enggak mau kasih Djarot, aku pasangan sama Bu Yani (mantan Kepala Bappeda DKI Jakarta Sarwo Handayani) nih. Aku pilih PNS nih'," kata Basuki menirukan percakapannya dengan Megawati.
"Nah sekarang terulang lagi nih sejarah kedua nih, aku minta Djarot (jadi cawagub) enggak dikasih-kasih kan? Ya udah aku pasang Heru dong," kata Basuki.