Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasetio: Foke yang Dulu Dekat sama Ibu Mega Saja Enggak Jadi Cagub PDI-P

Kompas.com - 22/06/2016, 09:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, faktor kedekatan seseorang dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak menjamin seseorang tersebut dapat diusung menjadi calon gubernur PDI-P.

Ia menyebut Fauzi Bowo sebagai contohnya. Prasetio lantas menceritakan kedekatan hubungan antara pria yang karib disapa Foke tersebut dan Megawati.

"Foke, dulu dekat sama ibu saja, bisa enggak jadi (diusung PDI-P). Lo perhatiin deh, teman sekolah, yang bawain duitnya Ali Sadikin ke Bu Mega, keluarganya Soekarno, kan Foke. (Hubungannya) dekat Bu Mega sama Foke," kata Prasetio saat ditemui di ruang kerjanya di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (21/6/2016).

(Baca juga: "Dulu PDI-P Digadang Usung Foke-Adang, 'Last Minute' Justru Usung Jokowi-Ahok")

Pada akhirnya, saat itu Megawati menunjuk Joko Widodo yang menjabat Wali Kota Surakarta untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2012 berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Kini, Ahok-lah yang disebut-sebut dekat dengan Megawati. Bahkan, tak jarang Ahok menyebut dirinya sebagai "orangnya Megawati".

"Ya kalau dibilang dekat ya dekatlah, sama-sama ya kenal dekat, saya rasa. Masalah dekat ya tanya Ahok saja, kan main klaim-klaim juga he-he-he," kata Prasetio terkekeh.

Ketua DPRD DKI Jakarta itu menganggap wajar jika hubungan Megawati dan Ahok begitu dekat.

Sebab, menurut dia, Mega-lah yang membawa Ahok ke Jakarta, hingga kini menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Prasetio juga menceritakan satu hal yang menurut dia menggelitik saat Ahok menghadiri acara Musyawarah Daerah (Musda) Golkar pada Minggu (19/6/2016) lalu.

Dalam pidatonya ketika itu, Ahok menyinggung kehadiran Prasetio yang saat itu menggunakan jas merah ala PDI-P.

"Pas sambutan, (Ahok) bilang, 'Saya sama Bu Mega dekat'. Urusannya apa? Lo lihat ada gue di situ, langsung bilang, sama Bu Mega dekat," kata Prasetio.

(Baca juga: Politisi PDI-P Sindir Dukungan 3 Parpol untuk Ahok seperti Gosip di Pinggir Jalan)

Hanya, ia menyadari, politik dapat mengubah segalanya. Semua kader harus dapat mengikuti keputusan partai ketika Megawati bersama Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto telah menetapkan nama calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Yang namanya politik enggak patokan, Bos. Sedetik semenit bisa berubah," kata Prasetio.

"Kalau surat rekomendasi sudah ditandatangani ketua umum sama sekjen PDI-P, Bu Megawati dan Pak Hasto, nah itu sudah enggak bisa lari, Bos," kata Prasetio.

Kompas TV Ahok Bikin PDI-P Pecah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com