Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Masih Belum Ramah bagi Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 03/07/2016, 13:33 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para penyandang disabilitas memandang mudik menggunakan bus melalui terminal belum ramah bagi mereka. Pasalnya, belum tersedia fasilitas khusus untuk akses masuk bagi penyandang disabilitas.

Hal ini diungkapkan penyandang disabilitas yang ikut program "Mudik Berkah" yang difasilitasi Dompet Dhuafa.

Secara simbolis, pelepasan mudik bagi para penyandang disabilitas itu dilakukan dalam acara diskusi Ekonomi Mudik dan Pelepasan Program Mudik Berkah yang diselenggarakan Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS).

Salah satu penyandang disabilitas, Ahmad Nuri (48), mengatakan, kesulitan untuk mudik bagi dirinya yang menyandang tunadaksa adalah akses masuk ke dalam terminal.

"Kesulitannya pas mau naik masuk bus kan kita mesti pegangan, sulitnya pegangannya bagaimana karena saya pakai tongkat dua," kata Ahmad di sela acara yang diselenggarakan di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (3/7/2016).

(Baca: Arus Mudik H-5, 900.000 Kendaraan Tinggalkan Jakarta)

 Selain masalah tongkat, dia juga menyoroti masalah trotoar yang belum ramah bagi penyandang diabilitas. Harapannya, untuk berjalan masuk ke dalam terminal, trotoar mudah untuk diakses atau disediakan jalur khusus.

Paini, salah satu penyandang disabilitas lainnya, berharap kebijakan pemerintah untuk mudik bisa lebih mendukung para penyandang disabilitas.

"Harapannya ke depan ada program khusus buat disabilitas yang pakai tongkat bisa dimudahkan dan akses trotoar masih kurang," ujar Paini.

Perempuan yang juga Ketua Kelompok Usaha Bersama Penyandang Cacat (Kubepenca) Bekasi itu menambahkan, petugas yang berjaga di teminal diharapkan bisa membantu penyandang tunanetra yang hendak mudik.

(Baca: Pada H-5 Lebaran, 27.895 Kendaraan Menyeberang lewat Pelabuhan Merak)

Manajer Pengembangan Sosial Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono mengatakan, pihaknya memberangkatkan 27 orang disabilitas dalam kesempatan ini.

"Khusus difabel ini tahun pertama kami berangkatkan mudik. Insya Allah tahun selanjutnya kalau dapat respons cukup bagus lagi kami sangat ingin lagi," ujar Arif.

Jika respons baik, pihaknya berharap dapat mengembangkan lebih banyak pemberangkatan mudik di beberapa titik di Jabodetabek. Adapun rute program Mudik Berkah ini ialah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kompas TV Lalu Lintas Mudik Melalui Bandung Lebih Sedikit

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com