Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda Gelar Aksi Solidaritas

Kompas.com - 20/07/2016, 15:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan orangtua yang pernah memvaksikan anaknya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, menggelar aksi solidaritas pada Rabu (20/7/2016). Aksi tersebut dilakukan sambil membawa berbagai spanduk sindiran terhadap pihak rumah sakit.

"Kami bukan produk coba-coba, kami punya nyawa", "Apa jawaban setelah ini", "Bayar vaksin asli dapat KW", demikian antara lain bunyi spanduk tersebut.

Namun aksi tersebut dilakukan di halaman parkir belakang rumah sakit.

Salah satu orangtua yang pernah memvaksin anaknya di rumah sakit itu, yaitu Dian, mengatakan, khawatir dengan kesehatan anaknya. Ia berharap ada tanggung jawab pihak RS untuk melakukan medical chek up terhadap anak-anak penerima vaksin di RS tersebut.

"Tanggung jawab medical chek up, agar jelas apa saja yang masuk ke tubuh anak kami, dan apa saja vaksinnya," kata Dian saat memberikan pernyataan di lokasi aksi.

Dia melanjutkan, anaknya mendapat vaksin dari RS tersebut pada Maret 2016. Pembelian vaksin melalui jalur perawat.

RS Harapan Bunda mengakui, vaksin palsu di rumah sakit itu beredar pada periode Maret-Juni 2016 dan yang dibeli melalui jalur perawat.

Ketua Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) Alvon Kurnia Palma mengatakan, aksi solidaritas itu dilakukan pihak orang tua pasien bersama YLBHI dan Kontras untuk meminta kejelasan serta tanggung jawab rumah sakit.

"Kami ingin bertemu dengan pihak rumah sakit untuk melakukan tindakan medis secara jelas, untuk anak-anak dari orangtua pasien yang menuntut pertanggungjawaban," kata Alvon.

Seharusnya, kata Alvon, pihak RS memberikan penjelasan bagi para korban termasuk jaminan kesehatan akibat vaksin palsu. Pihak RS juga diminta terbuka soal rekam medis korban. Namun ada kesan rumah sakit tertutup terhadap korban.

Pihak RS juga terkesan menolak posko crisis center yang didirikan warga.

"Posko crisis center tidak diberikan tempat yang sesuai dan layak. Apa pantas seorang yang dirugikan dapat tempat seperti ini," kata Alvon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com