Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Enam Layanan Publik di DKI yang Banyak Dikeluhkan

Kompas.com - 26/07/2016, 12:57 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik, Ombudsman Republik Indonesia, siang ini mengundang sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta untuk menyampaikan keluhan berbagai pelayanan publik di Jakarta.

Pimpinan Ombudsman RI Ahmad Alamsyah Saragih menyampaikan, enam fokus pelayanan merupakan hasil investigasi pada April 2016 lalu. Dalam temuan yang disebut Jakarta on the Spot itu, Ombudsman menemukan aneka potensi penyimpangan pelayanan publik yang menjurus maladministrasi, paling banyak didominasi sektor transportasi.

Dalam pelayanan TransJakarta, misalnya, banyak ditemukan jembatan penyeberangan tanpa CCTV, tidak adanya toilet di halte, serta sarana yang belum ramah disabilitas.

"Di CFD juga minim pembuangan sampah dan ketersediaan toilet portable," kata Alamsyah.

Selain itu, kritik dalam sektor transportasi juga ditujukan bagi uji kendaraan bermotor (kir). Masih ditemukan calo yang bebas menawarkan jasa meloloskan uji kir melalui 'orang dalam'.

Dalam penataan kota dan pembangunan, Ombudsman juga menyoroti mangkraknya pembangunan SMPN 164 di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di Jakarta Selatan, tata ruang di Kemang juga disebut sudah banyak beralih fungsi.

"Ini mau dibiarkan RTRW mengikuti Kemang atau mau ditertibkan," ujar Alamsyah.

Di Jakarta Utara, relokasi Pasar Ikan juga diminta mengikuti Peraturan Menteri PUPR tetang Peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh. Ombudsman mencatat masih ada 363 KK yang belum tertampung di rusun sehingga tinggal seadanya di sisa puing dan perahu.

"Masih terdapat tindakan represif yang dilakukan oleh anggota Kepolisian, TNI, dan Satpol PP dalam proses penggusuran lahan," kata Alamsyah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyambut baik temuan dan rekomendasi dari Ombudsman. Djarot berjanji seluruh jajarannya akan menindaklanjuti temuan ini. Sebab, pemerintah memang memiliki fungsi utama sebagai pelayan masyarakat.

"Namun dengan berbagai macam kepentingan, sistem, nilai, dan perilaku yang bervariasi, maka tentu saja kami selalu ada komplain di masyarakat. Tidak bisa kami memenuhi keluhan mereka 100 persen," ujar Djarot.

Kompas TV Meski Libur, Puskesmas Tetap Layani Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com