JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Surabaya yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Surabaya menilai kotanya akan baik-baik saja walaupun nantinya tidak lagi dipimpin wali kota saat ini, Tri Rismaharini.
Pernyataan itu dilontarkan koordinator Aliansi Pemuda Surabaya, Imam Budi Utomo menanggapi berbagai anggapan yang menyebut majunya Risma sebagai calon gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 akan membawa kerugian bagi Surabaya.
"Kita perlu tahu bahwa Risma sudah menyusun strategi, sudah menyusun kaderisasi, dan pasti sudah berkoordinasi dengan wakilnya untuk itu. Toh mereka satu partai," kata Imam.
Imam mengungkapkan pendapatnya saat mengadakan aksi di depan rumah Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/8/2016).
Undang-undang Pilkada menyatakan seorang kepala daerah yang ingin maju di Pilkada daerah lain wajib mengundurkan diri dari jabatannya.
Dengan demikian, jika memutuskan maju di Pilkada 2017, Risma wajib mengundurkan diri dari jabatannya dan akan digantikan wakilnya, Wisnu Sakti Buana.
Imam menyatakan secara kualitas, Wismu memang tak sebanding dengan Risma.
Namun, Imam meyakini Risma sudah membangun sistem di Pemerintah Kota Surabaya yang memungkinkan pemerintahan yang saat ini akan tetap berjalan baik ke depannya.
Terlebih lagi, kata Imam, mendukung Risma agar maju di Pilkada 2017 merupakan momentum menguji rasa nasionalisme, khususnya warga Surabaya.
"Di saat bangsa kita sedang luntur nasionalismenya, kita tidak pernah lagi berbicara masalah kebangsaan, tapi hanya masalah kesukuan, kedaerahan," kata Imam.
Dia pun melanjutkan, "Inilah saatnya kita menguji nasionalisme warga di Surabaya untuk ikut memikirkan bagaimana teman-teman kita yang ada di Jakarta."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.