JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan rumah susun batal dibangun di Cengkareng Barat. Hal ini terkait sengketa tanah yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Batalin karena kasus tanah, enggak jelas," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (8/8/2016).
Bukan hanya di Cengkareng Barat, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta, Arifin, sebelumnya mengatakan ada tiga proyek pembangunan rumah susun (rusun) lain yang diputuskan batal dibangun.
Lokasinya berada di Pondok Pinang, Jakarta Selatan; Waduk Pluit, Jakarta Utara; dan Pinang Ranti, Jakarta Timur. Ahok, sapaan Basuki, mengatakan anggaran yang telah dialokasikan sebelumnya akan menjadi silpa (sisa lebih penggunaan anggaran).
Dengan batalnya pembangunan empat rusun, Ahok mengakui target pembangunan rusun tidak bisa tercapai sepenuhnya. Selain karena masalah sengketa tanah, Ahok mengatakan tidak tercapainya target juga disebabkan oleh PNS DKI di Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI yang sering cari-cari alasan.
PNS DKI seperti itu, kata Ahok, dulunya banyak terdapat pada era kepala dinas yang lama. Kini, kepala dinas sudah diganti. Dengan batalnya pembangunan keempat rusun tersebut, ada perubahan perencanaan terkait target penyediaan rumah susun.
"Kita kan dulu rencana bangun 20.000 unit lebih, (sekarang) 14.000 atau 18.00 gitu," ujar Ahok.
Meskipun terjadi pengurangan target, Ahok mengatakan jumlahnya tetap ideal. Ahok mengatakan 18.000 unit rusun cukup untuk menampung warga yang terdampak penertiban. Ahok menargetkan semua unit rusun itu akan selesai di tahun 2017. (Baca: Empat Rusun Batal Dibangun)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.