Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ahok-Djarot Dideklarasikan PDI-P pada "Last Minute", Pesaing Sulit Kalahkan Mereka

Kompas.com - 19/08/2016, 20:14 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat diprediksi akan sulit dikalahkan pesaing pada Pilkada DKI Jakarta 2017 jika dideklarasikan pada menit-menit terakhir oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Penilaian tersebut dilontarkan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, kepada Kompas.com, Jumat (19/8/2016). Menurut Siti, sampai saat ini partai-partai yang memposisikan diri sebagai "lawan Ahok" cenderung menunggu keputusan PDI-P dan mengharapkan partai tersebut tidak mendukung Ahok.

Akibatnya, mereka belum menyiapkan opsi jika nantinya PDI-P memutuskan mendukung Ahok.

"Bahkan partai-partai di Koalisi Kekeluargaan (penentang Ahok) kemarin baru menyatakan baru akan merespons kalau PDI-P tidak jadi menghadirkan calon baru. Mereka baru mau merespons. Sedangkan PDI-P tidak testing the water lagi (jika mengusung Ahok-Djarot)," kata Siti

Sampai saat ini, PDI-P memang belum menentukan sikapnya secara resmi, antara mengusung Ahok atau mengusung calon lain.

Siti berpendapat, jika PDI-P nantinya memutuskan untuk mengusung Ahok-Djarot, partai-partai yang memposisikan diri sebagai "lawan Ahok" akan bersatu dan memilih figur kuat yang bisa menjadi lawan tanding sepadan, yang tentunya bukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang merupakan kader PDI-P.

"Ada Sandiaga, Yusril, lalu beberapa lainnya lagi. Tinggal partai-partai yang tidak bergabung di gerbong pengusung petahana bersepakat siapa. Ini yang belum mengerucut," ujar Siti.

Rabu lalu, Ahok dan Djarot mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Dalam pertemuan itu, Ahok mengaku sudah mendapatkan dukungan secara pribadi dari Mega.

Meski demikian, Siti menduga klaim Ahok bukan jaminan bahwa dia akan mendapat dukungan resmi dari PDI-P. Siti menduga belum adanya pernyataan secara tegas, baik dari Megawati maupun fungsionaris PDI-P untuk mendukung Ahok, karena masih ada perhitungan kerugian jika mendukung Ahok.

"Beberapa skenario masih mungkin terjadi, termasuk kemungkinan tidak mengusung Ahok. Karena bagaimananpun juga sosok Pak Ahok ini menimbulkan resistensi. Resistensi terhadap petahana cukup serius. Apakah karena itu Bu Megawati memperhitungkan dan penuh kehati-hatian untuk mengumumkan," kata Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com