Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Pelaku yang Pekerjakan Anak-anak di Kafe

Kompas.com - 02/09/2016, 18:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian mengungkap kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Para korban adalah anak-anak dari Jakarta yang diperdaya untuk dipekerjakan di sebuah kafe hiburan malam di Sumatera Barat.

Ketua Bidang Dana dan Daya Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Henny Hermanoe mengatakan, tiga korban kasus ini berinisial P (18), SZ (15) dan D (12). Berawal pada Rabu (24/8/2016), SZ dan D diajak bertemu oleh temannya, P.

Dua korban mengenal P melalui jejaring sosial Facebook. Dengan iming-iming mendapat pekerjaan, SZ dan D bersedia ikut P menemui temannya I di Kepala Dua Depok, Jawa Barat. I adalah anak dari B (52), seorang mami di kafe hiburan di Sumatera Barat.

"Hari Rabu itu kedua korban (SZ dan D) diajak ketemu oleh saksi P, dijanjikan untuk ikut kerja. Mereka dua anak ini masih takut, tapi P meyakinkan enggak apa-apa di sana dapat gaji," kata Henny, dalam jumpa pers di kantor Lurah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).

Dalam jumpa pers ini, hadir Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul, Lurah Duren Tiga Endang, dan keluarga korban D dan SZ. Henny melanjutkan, di Kelapa Dua, tiga korban sempat menginap sehari di rumah I.

Pada Kamis (25/8/2016), tiga korban diajak B untuk ikut ke Padang Pariaman, Sumatera Barat.

"Sudah dibelikan tiket pesawat, karena tidak enak sudah dibelikan tiket, akhirnya korban ini mau ikut," ujar Henny.

Bukan pekerjaan baik yang diperoleh, tiga korban justru dijerumuskan bekerja di kafe hiburan B di Sumbar. Meski mengajak dua temannya, P diduga tidak tahu kalau dipekerjakan ke tempat hiburan. Para korban dipaksa untuk menemani tamu kafe mulai Jumat (26/8/2016).

Selama di sana, tiga korban diinapkan di motel yang satu bangunan dengan kafe hiburan B. Selain diminta menemani tamu, para korban tidak diperbolehkan berinteraksi dengan lingkungan luar. Ketiganya hanya diberi makan satu kali sehari.

Orangtua SZ dan D mulanya tak tahu anaknya dibawa bekerja di kafe hiburan di Sumbar. Keluarga baru tahu setelah salah satu teman korban bercerita, bahwa korban diajak ke Padang Pariaman.

Akhirnya keluarga korban melapor ke Polsek Pancoran dan Polda Metro Jaya. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, dari laporan tersebut polisi melakukan pelacakan ponsel korban. Hasilnya didapat bahwa korban sudah berada di Sumbar.

"Kami informasikan ke polisi setempat, baru pada Senin tanggal 29 Agustus dilakukan upaya penindakan dengan menggerebek kafe tersebut," ujar Martinus.

Ketiga korban dapat diselamatkan dan dipulangkan ke Jakarta. B yang menjadi mami di kafe itu akhirnya ditangkap.

"B kita kenakan undang-undang perlindungan anak dan di-juncto-kan pasal tindak pidana perdagangan orang," ujar Martinus.

Kasus ini masih ditangani oleh pihak kepolisian. Polisi masih menyelidiki kemungkinan ada korban lain dalam kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com