JAKARTA, KOMPAS.com - Posko bantuan atau crisis center yang dibuka bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, untuk membantu warga korban penggusuran di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, disebutnya tak memiliki unsur politis. Sandiaga mengatakan, posko tersebut murni untuk membantu warga Rawajati yang kehilangan pekerjaan.
Sandiaga membuka crisis center untuk memetakan kebutuhan warga yang tergusur, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan. Ia menyebut crisis center itu telah ada permukiman warga di Rawajati ditertibkan.
"Saya sih tuntas ikhlas, crisis center ini bukan baru didirikan. Bahkan waktu Pak Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama) masih di Belitung, ini sudah saya kerjakan," ujar Sandiaga, saat ditemui di Kampung Rawa Indah, Jakarta Utara, Jumat (2/9/2016).
(Baca: Sandiaga Uno Siapkan "Crisis Center" untuk Warga Rawajati yang Digusur)
Sandiaga menilai, penertiban yang dilakukan Pemprov DKI di sejumlah kawasan di Ibu Kota memang cukup rawan untuk dipolitisasi. Ia menyebut crisis center untuk war Rawajati adalah bentuk kritik terhadap kebijakan Pemprov DKI.
"Makanya kalau saya, saya pilah unsur politis dan kebijakan. Yang saya kritisi kebijakan, masalah jalur hijau (alasan penertiban Rawajati) memang urgent, tapi lebih penting lagi perut mereka," ujar Sandiaga.
(Baca: Sandiaga Uno: Pemprov Gagal Fokus)
Sandiaga Uno membuka crisis center untuk membantu warga Rawajati mendapatkan pekerjaan Ia berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia maupun Kamar Dagang Indonesia untuk menyalurkan warga ke tempat kerja baru.