Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mengurangi Produksi Rokok Tanpa Ganggu Target Pemasukan Pemerintah?

Kompas.com - 01/10/2016, 18:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sampai saat ini, kebijakan untuk mengurangi produksi rokok di Indonesia demi menekan konsumsi dinilai sulit terlaksana karena masih adanya keinginan pemerintah untuk tetap mempertahankan pemasukan dari sektor penjualan rokok.

Lantas apa solusi terbaik agar dua keinginan tersebut bisa berjalan beriringan?

Perwakilan World Health Organization (WHO) di Indonesia, Dina Kiana, menilai kenaikan cukai rokok bisa menjadi solusi yang tepat.

"Kalau cukainya dinaikkan, pendapatan bagi pemerintah justru akan naik. Tapi produksinya bisa dikendalikan," kata Dina, dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, Sabtu (1/10/2016).

Menutur Dina, selama ini pemerintah ragu menaikkan cukai karena khawatir harga rokok akan naik yang berimbas pada menurunnya produksi dan jumlah perokok. Namun, ia meyakini berkurangnya produksi dan jumlah perokok saat cukai dinaikkan tidak akan berdampak terhadap terganggunya pemasukan pemerintah.

Karena pemasukan akan tetap datang dari para perokok yang berasal dari kalangan terbatas.

"Kalau cukai naik, harga rokok akan di atas daya beli. Sehingga rokok tidak akan mudah dijangkau semua kalangan, salah satunya anak-anak."

"Kalau pemerintah masih tetap menginginkan pendapatan dengan meningkatkan produksi, artinya harus ada sekian banyak anak-anak yang harus dikorbankan untuk mulai jadi perokok," ucap Dina.

Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, menyatakan cukai pada prinsipnya digunakan untuk komoditas berbahaya yang perlu dikendalikan produksi dan diawasi konsumsinya, tak cuma rokok tapi juga minuman keras.

Karena itu, ia menilai sudah seharusnya besaran cukai rokok sama dengan cukai minuman keras.

"Jadi tujuan dinaikkannya cukai bukan untuk menghilangkan produksi rokok, tapi lebih bertujuan untuk mengendalikannya," ucap Hasbullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com