Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen Go-Jek Minta Waktu 2 Pekan untuk Pelajari Tuntutan Pengemudinya

Kompas.com - 05/10/2016, 06:41 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, menggelar pertemuan dengan para pengemudi Go-Jek. Pertemuan itu digelar untuk merespons aksi unjuk rasa pengemudi Go-Jek yang menuntut manajemen menghapus sistem performa.

Pertemuan tersebut diselenggarakan di Gedung Biro Operasi Polda Metro Jaya pada Selasa (4/10/2016) dan dihadiri Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana sebagai mediator.

Dalam pertemuan itu, manajemen Go-Jek belum bisa mengabulkan tuntutan para pengemudi yang meminta sistem performa dihapus. Manajemen Go-Jek meminta waktu dua pekan untuk bisa memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.

"Dalam dua minggu ke depan saya mungkin akan menganalisa, mengkaji lagi kebijakan-kebijakan ini dan pada saat itu saya akan berkumpul lagi dengan para driver untuk bisa menjelaskan alasan dari kebijakan tersebut," ujar Nadiem, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (4/10/2016).

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Ribuan pengemudi Go-Jek melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor manajemen PT Go-Jek, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016). Mereka menuntut PT Go-Jek Indonesia untuk menghapus performa, membuat payung hukum yang independen dari keluhan pengemudi, transparansi dalam setiap kebijakan, menstabilkan sistem menjadi lebih baik dan memberikan kebijakan tarif yang rasional untuk semua pengemudi se-Indonesia.

(Baca: Ini Alasan Manajemen Go-Jek Perketat Sistem Performa yang Diprotes Pengemudi)

Nadiem menjelaskan bahwa sistem baru yang diterapkan manajemen Go-Jek belum banyak dimengerti oleh para pengemudi. Ia mengaku akan kembali menyosialisasikan kebijakan tersebut agar para pengemudi mengerti.

Nadiem menuturkan, sistem performa dan suspend yang diterapkan pihaknya bertujuan untuk meningkatkan pelayan Go-Jek kepada konsumen. Sistem tersebut diterapkan agar tidak ada lagi pengemudi yang mengabaikan pesanan dari konsumen.

"Driver berarti kan tidak bisa terlalu bebas untuk meng-cancel atau me-reject, jadi untuk driver yang mau dapat bonus dia tidak terlalu dapat fleksibilitas. Dan itu banyak yang menjadi konsen dan itu salah satu komitmen kita memperbaiki," ucapnya.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Ribuan pengemudi Go-Jek melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor manajemen PT Go-Jek, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016). Mereka menuntut PT Go-Jek Indonesia untuk menghapus performa, membuat payung hukum yang independen dari keluhan pengemudi, transparansi dalam setiap kebijakan, menstabilkan sistem menjadi lebih baik dan memberikan kebijakan tarif yang rasional untuk semua pengemudi se-Indonesia.

(Baca: Tujuh Tuntutan Pengemudi Go-Jek)

Menanggapi hal itu, salah seorang perwakilan Go-Jek asal Jakarta Timur, Rusdi Haryanto mengaku puas dengan pertemuan tersebut. Ia berterima kasih atas itikad baik Nadiem yang mau berdialog dengan para pengemudi untuk mendengarkan keluh kesahnya.

"Tuntutannya sudah kita sampaikan dan akan dievaluasi selama dua minggu. Hasil ini kami sangat puas, kami berterima kasih atas itikad baik Pak Nadiem dan kami akan nunggu selama dua minggu," kata Rusdi.

Rusdi mengaku setelah pertemuan tersebut telah disepakati bahwa jika ada masalah, para pengemudi Go-Jek tidak akan berunjuk rasa hingga mengganggu kepentingan umum.

Kompas TV Ribuan Sopir Go-Jek Demo soal Sistem Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com