Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok-Djarot Kompak Tanggapi Hasil Survei yang Sebut Elektabilitasnya Menurun

Kompas.com - 06/10/2016, 08:16 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Elektabilitas bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama selalu menempati urutan tertinggi di setiap survei. Ketika itu, figur yang akan menjadi lawannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 belum jelas.

Basuki atau Ahok disandingkan dengan banyak nama yang belum jelas akan diusung. Setelah pendaftaran di KPU DKI usai, barulah terlihat siapa yang menjadi lawan Ahok.

Ada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Ahok sendiri berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat yang juga merupakan bakal calon petahana wakil gubernur DKI Jakarta.

Hasil survei usai pendaftaran pun memiliki hasil berbeda. Ahok yang kini sepaket dengan Djarot harus rela "berbagi" suara dengan dua pasangan calon lainnya.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan Oktober 2016 di seluruh wilayah di DKI Jakarta menunjukkan, pasangan petahana Ahok-Djarot masih unggul dibanding dua pasang kandidat lainnya. Untuk pertanyaan, seandainya pilkada digelar saat survei, pasangan Ahok-Djarot berada di posisi pertama mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Ahok-Djarot mencpai 31,4 persen, Anies-Sandiaga 21,1 persen, dan Agus-Sylvi 19,3 persen.

"Pasangan incumbent Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat memang masih nomor satu dalam survei," kata peneliti senior LSI, Adjie Alfaraby, di kantor LSI, Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).

(Baca: Djarot Tetap Senang dengan Survei LSI meski Elektabilitas Ahok Disebut Menurun)

Namun, posisi Ahok dan Djarot dinilai rawan. Hal ini karena selisih elektabilitasnya kurang dari 20 persen. Khusus untuk Ahok, tren elektabilitasnya juga cenderung menurun.

Survei gratis

Ahok berterima kasih kepada LSI pimpinan Denny JA yang sudah membuat survei terkait elektabilitasnya. Dengan itu, Ahok tidak perlu mengeluarkan kocek sendiri untuk mengetahui tingkat elektabilitasnya.

"Terima kasih ya. Artinya saya enggak perlu keluar duit, sudah ada hasil survei," kata Ahok.

Ahok tidak masalah jika elektabilitasnya disebut menurun. Ahok mengatakan, itu artinya partai pendukung serta Teman Ahok harus bekerja lebih keras lagi sehingga elektabilitas dirinya dan Djarot naik kembali pada Pilkada DKI 2017.

Djarot juga mengaku senang dengan adanya hasil survei LSI pimpinan Denny JA. Menurut dia, hasil survei tersebut bisa jadi bahan evaluasi bagi tim pemenangan Ahok-Djarot dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Enggak apa, senang kita. Bisa jadi bahan evaluasi. Survei-survei gratis itu kan, kami kan enggak ada survei, kami enggak pernah melakukan survei, karena survei bayar mahal, siapa yang mau bayar gitu lho," ujar Djarot.

Djarot juga mengatakan elektabilitas Ahok-Djarot yang bersaing ketat dengan dua pasang calon lainnya harus membuat para pendukungnya bekerja lebih keras lagi. Survei tersebut menjadi semacam peringatan agar timnya tidak terlena.

"Katanya Ahok-Djarot turun terus tapi masih lebih tinggi dari yang lain. Tapi hampir kalah enggak apa-apa kan ya, boleh ya he-he-he," ujae Djarot.

Kompas TV Ahok Bantah Elektabilitas Turun Karena Penggusuran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com