Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dirjen HAM yang Sempat Gugat Tukang "Laundry"...

Kompas.com - 06/10/2016, 20:21 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM Mualimin Abdi tertawa santai sambil menceritakan kasus hukumnya yang viral di media sosial selama dua hari terakhir.

Ia dilaporkan tengah menggugat seorang tukang laundry bernama Budi Imam, yang membuat jas dan batiknya susut.

"Ah sudah saya cabut itu, sudah damai, tidak ada masalah," kata Mualimin kepada Kompas.com, Kamis (6/10/2016).

Pagi tadi, Mualimin sudah meminta stafnya untuk mencabut gugatan perdata itu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia sendiri mengaku tak memiliki niat sama sekali untuk memiskinkan tukang laundry yang lama dikenalnya itu.

"Saya memberi pelajaran saja sama Pak Budi. Dia sudah minta maaf, sudah bicara baik-baik," katanya.

Mualimin menuturkan kasus ini bermula pada Juni lalu ketika ia menggunakan jasa Budi untuk mencuci jas serta batiknya. Namun, jas dan batik kesayangan itu kembali ke tangan Mualimin dalam keadaan susut.

Ketika meminta pertanggungjawaban ke Budi, Mualimin mengaku justru ditantang untuk memperkarakannya ke meja hijau. Ia pun mendaftarkan gugatan itu pada Agustus lalu, dengan total ganti rugi sebesar Rp 210 juta. Rp 10 juta untuk ganti rugi setelan jas dan batik, serta Rp 200 juta untuk gugatan immateriil.

Mualimin heran juga mengapa sebagai warga negara, gugatan ini dikait-kaitkan dengan jabatannya. Sejak awal mendaftarkan, ia hanya sekedar menyanggupi keinginan Budi.

"Wong gugatan immateriil itu sejarahnya tidak pernah dikabulkan. Saya tidak ada masalah sama sekali," katanya.

Setelah sidang pertama dengan agenda mediasi dilangsungkan kemarin, Rabu (5/10/2016), ia malah tak meminta ganti rugi sedikit pun. Baginya, kerugian itu sudah lama diikhlaskan.

Sebelumnya, Budi mem-posting masalah ini di Facebook-nya yang kemudian menuai simpati kawan-kawannya. Ia pun bersyukur setelah pertemuan dengan Mualimin berujung pada kata damai. Ia dan Mualimin merupakan rekanan lama.

"Alhamdulillah beliau dibukakan mata hatinya untuk menyelesaikan perkarasa secara kekeluargaan. Saya mau ganti uang sejumlah itu juga bingung karena untung dari usaha laundry tidak banyak," katanya dikutip dari Tribunnews.com, Rabu.

Kompas TV Ruhut Dilaporkan atas Tulisannya di Medsos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com