JAKARTA, KOMPAS.com - Bangunan di Kampung Boncos di Kelurahan Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, mulai dibongkar.
Kampung yang dikenal rawan narkoba ini akan dijadikan pusat latihan bulu tangkis oleh PT Djarum Tbk. Saat ini, sejumlah pemilik bangunan telah melepas bangunan dan lahan mereka.
Ada bangunan di tiga RW yang diincar PT Djarum Tbk untuk dibeli dan dibongkar, yakni di RW 3, RW 5, dan RW 7. Ketiga wilayah itu dikenal sebagai sarang narkoba.
Tampak sejumlah bangunan di gang-gang sempit di RW 3 yang dibongkar. Dua di antaranya milik Haji Ubay, yakni di RT 6 RW 3.
(Baca juga: Gerebek Narkoba di Kampung Boncos, Polisi Sita Uang Rp 20 Juta )
Semua bangunan di satu lokasi tampak roboh, sedangkan di lokasi lainnya sedang dalam proses pembongkaran.
Pekerja terlihat tengah menghancurkan bangunan dengan palu-palu besar, Jumat (28/10/2016).
Adapun lahan milik Haji Ubay dibeli PT Djarum seharga Rp 7 juta per meter. Sementara itu, warga lainnya belum setuju dan tak rela melepaskan lahan seharga itu.
Lurah Kota Bambu Selatan Muhadi mengakui bahwa kini PT Djarum Tbk sedang dalam proses bernegosiasi dengan warga untuk pelepasan kepemilikan bangunan dan lahan.
"PT Djarum yang bernegosiasi langsung dengan warga," kata Muhadi kepada Wartakotalive.com, Jumat.
Muhadi mengatakan, saat ini PT Djarum Tbk bernegosiasi dengan satu per satu pemilik. Perusahaan itu akan menawar harga secara langsung.
Begitu cocok, PT Djarum akan membeli lahan tersebut kemudian warga diberi waktu untuk mengosongkan bangunannya.
"Sekarang mereka poradis saja," kata Muhadi.
Dia pun membenarkan bahwa nantinya lahan Kampung Boncos akan dijadikan pusat pelatihan bulu tangkis.
Lebih lanjut, Muhadi mengaku senang dengan langkah tersebut. Sebab, menurut dia, kampung itu sudah terlalu lama jadi sarang narkoba.
(Baca juga: Peredaran Narkoba di Kampung Boncos Sama dengan di Kampung Ambon)
Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com, di Kampung Boncos, siang tadi, banyak pendatang yang keluar dari sana sambil sempoyongan.
Ada pula pemuda yang berjalan ke sana ke mari dengan muka teler.
Anak-anak muda juga tampak nongkrong di sudut-sudut gang. Beberapa di antaranya terlihat melinting sesuatu.
(Theo Yonathan Simon Laturiuw)