Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Relawan Anies-Sandiaga Ini Dilarang Ikut Demo 4 November

Kompas.com - 02/11/2016, 15:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Kelompok Relawan Abdi Rakyat, Mohamad Huda, melarang anggotanya ikut dalam aksi unjuk rasa yang dijadwalkan pada Jumat (4/11/2016).

Kelompok relawan pendukung calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, ini menyatakan tak setuju dengan tujuan aksi tersebut.

Aksi ini mengkritik kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, khususnya terkait pengutipan ayat suci oleh Ahok.

"Memang itu hak berdemokrasi. Setiap orang menyampaikan pendapatnya boleh, tetapi kami menyerahkan sepenuhnya pada aparat, pada proses hukum," kata Mohamad Huda, di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016).

(Baca juga: Kawal Demo 4 November secara Humanis, Polisi Akan Berpeci dan Bersorban)

Menurut Huda, Anies sudah meminta kepada mereka agar tetap mengedepankan kesantunan dan cara-cara yang fair dalam berkampanye.

Selain itu, kata Huda, Anies menyatakan bahwa Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sudah final dan tidak dapat diganggu gugat.

"Kalau relawan Abdi Rakyat sudah jelas musuh kami bukan agama, ras, dan golongan, tetapi yang menjadi musuh kami adalah kebijakan yang tidak berpihak terhadap rakyat miskin. Musuh kami soal korupsi, kemiskinan, dan penggusuran," ucap Huda.

(Baca juga: Istana Enggan Tanggapi Pernyataan SBY soal Keterlibatan Parpol pada Demo 4 November)

Adapun aksi 4 November ini adalah aksi unjuk rasa yang akan dilakukan ormas keagamaan.

Mereka menuntut agar Ahok diusut untuk dugaan kasus penistaan agama terkait pernyataannya yang mengitip isi kitab suci.

Meski tak akan berpartisipasi dan melarang anggotanya ikut, Huda menyatakan bahwa pihaknya tetap akan memantau aksi tersebut untuk memastikan tidak ada anggotanya yang ikut.

"Karena ini sudah ranahnya ditarik-tarik ke persoalan politik. Makanya kami pastikan jika relawan Abdi Rakyat yang ikut kita akan tegur keras. Kita akan mencabut keanggotannya," kata Huda.

Kompas TV Inilah Pembahasan Jokowi dengan Ormas Islam (Bag. 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com