Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Akan Kunjungi 600 RW di Jakarta Selama Kampanye

Kompas.com - 12/11/2016, 07:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah memetakan ratusan RW yang akan didatanginya selama masa kampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dari 700 RW yang ada, Ahok berencana mengunjungi 600 RW di Jakarta. Hanya saja, hal ini tidak dianggapnya sebagai kampanye. Sebab, ia tak pernah meminta warga untuk memilihnya bersama calon wakil gubernur, Djarot Saiful Hidayat.

Masa kampanye dimanfaatkan untuk mengawasi pekerjaan anak buahnya di Pemprov DKI Jakarta.

"Kami sudah punya peta, mau datangin 600 RW yang ada masalah. Ada laporan terus-menerus, kan kami punya laporan, kenapa daerahnya tergenang terus," kata Ahok, di kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis (10/11/2016).

Meski tengah cuti dari kedinasan gubernur, Ahok tetap memantau grup WhatsApp Pemprov DKI Jakarta. Anak-anak buahnya kerap mengirimkan gambar pekerjaan di lapangan. Sehingga ia turun ke lapangan sekaligus untuk membuktikan kebenaran laporan para satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Hanya saja, Ahok sudah tak bisa lagi menginstruksikan anak buahnya. Ia kemudian mengundang Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono di dalam grup WhatsApp tersebut.

"Saya yang undang duluan Plt masuk grup. Kan saya dari dulu foto lihat kondisi di lapangan semua," kata Ahok.

Penolakan

Meski demikian, rencana Ahok "blusukan" di 600 RW tak berjalan mulus. Pasalnya, tak jarang, sekelompok warga atau organisasi masyarakat menolak kehadiran dirinya.

Contohnya seperti saat Ahok berkampanye di Rawa Belong dan Kedoya Utara, Jakarta Barat. Penolakan disebabkan karena dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok.

Meski banyak penolakan, mantan bupati Belitung Timur itu mengaku tidak akan kapok untuk kembali datang ke lokasi yang menolak kehadiran dirinya. Ahok melihat masih banyak permasalahan, seperti banjir, yang terjadi di lokasi yang akan dikunjunginya.

"Oh datang. Karena kan ada masalah, tiap hujan ada genangan. Nah, kami mesti lihat seperti apa," kata Ahok.

Baca juga: Ditanya Peluang Ahok di Pilkada Jakarta, Surya Paloh Akui Agak Berat

Ahok menegaskan dirinya tidak takut terhadap berbagai gelombang aksi penolakan. Satu hal yang dikhawatirkannya adalah jika timbul korban akibat kericuhan. Sebab, pengamanan polisi bersenjata lengkap juga mengawalnya selama kampanye.

Ia pun memutuskan untuk mengevaluasi cara berkampanye. Dia tidak lagi akan turun di jalan raya, melainkan langsung masuk gang dan turun ke lokasi "blusukan". Hal itu, kata Ahok, dapat mengantisipasi kemacetan dan kericuhan. Jika kericuhan pecah, Ahok tak segan melaporkannya kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

"Saya kira sudah enggak benar, timses juga akan lapor ke Bawaslu, harus diproses hukum. Bisa didenda atau dipidana," kata Ahok.

Kompas TV Perkembangan Gelar Perkara Kasus Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com