JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tak ambil pusing soal hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebut elektabilitasnya turun setelah penetapan calon gubernur pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai tersangka.
Cawagub DKI nomor pemilihan dua itu menjawab hanya fokus turun ke lapangan menemui warga.
"Ya turun (lapangan) saja, makanya saya bilang biar saja berbagai macam survei, silakan, begitu ya, dikasih angka berapa elektabilitasnya silakan, yang penting kita turun lapangan," kata Djarot, usai kampanye di Cawang, Jakarta Timur, Senin (21/11/2016).
(Baca juga: Ogah Percaya Hasil Survei, Parpol Pengusung Yakin Ahok-Djarot Menang)
Djarot juga menyerahkan kepada masyarakat apakah akan memilih dia dan Ahok pada 15 Februari 2017 atau tidak.
Kendati demikian, Djarot yakin masyarakat cerdas dalam melihat kinerjanya bersama Ahok selama memimpin Ibu Kota.
"Masyarakat sudah pintar ya," ujar Djarot.
Survei LSI Denny JA
Sebelumnya, LSI Denny JA merilis hasil survei setelah penetapan tersangka terhadap Ahok atas kasus dugaan penistaan agama.
Dari survei yang dilakukan periode 31 Oktober 2016-5 November 2016 dengan melibatkan 440 responden itu, dukungan untuk Ahok turun dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen.
Survei LSI Denny JA itu memang dilakukan sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, responden sudah ditanya perihal dukungan jika Ahok menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama.
Sebelum Ahok tersangka, elektabilitasnya bersama Djarot di angka 24,6 persen. Setelah menjadi tersangka, elektabilitas pasangan ini menjadi 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup.
Metode pertanyaan terbuka ialah menanyakan bagaimana dukungan terhadap Ahok jika jadi tersangka tanpa menyebutkan nama cagub dan cawagub dari kandidat lainnya.
(Baca juga: Reaksi Para Cagub soal Elektabilitas Ahok yang Turun Menurut Hasil Survei)
Sementara itu, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disertai nama kandidat. Hasilnya, dukungan terhadap Ahok sama-sama turun berdasarkan dua metode itu.
Berbeda dengan Ahok-Djarot, dua pasangan calon lainnya mendapat limpahan dukungan dari yang meninggalkan Ahok-Djarot.
Berdasarkan survei itu, elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebelum Ahok tersangka, berada di 20,90 persen.
Namun, setelah Ahok menjadi tersangka dukungan Agus-Sylvi mengalami peningkatan 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup).
Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, meningkat menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup), dari semula 20,00 persen sebelum Ahok tersangka.