Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Tak Peduli Survei LSI Tempatkan Ahok-Djarot di Posisi Paling Buncit

Kompas.com - 20/11/2016, 17:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tak peduli dengan hasil survei Lingkaran Survei Indpnesia (LSI) yang menempatkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat di posisi paling buncit.

Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, lembaga survei sudah biasa menempatkan pasangan calon dari partainya di posisi paling kecil. Sama seperti pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012 lalu.

"Saya sampaikan sekali lagi, kami di Pilkada 2012 punya psangan Jokowi-Ahok. Survei kalah semua sama kami," kata Prasetio, di Kantor DPD PDI-P DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/11/2016).

Sementara itu anggota Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI-P Masinton Pasaribu menegaskan survei yang dilakukan oleh LSI tidak menyeluruh.

"Yang dipotret LSI kemarin itu kakinya saja, tidak utuh. Samalah kayak teman-teman kameramen ambil anglenya darimana. Jadi yang disurvei LSI itu gambar kakinya saja," kata Masinton.

Berdasarkan survei LSI Denny JA terbaru, elektabilitas Ahok-Djarot turun dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup. Penurunan disebabkan karena penetapan Ahok sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri.

Elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebelum Ahok tersangka, berada di 20,90 persen. Namun, setelah Ahok menjadi tersangka dukungan Agus-Sylvi mengalami peningkatan 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup).

Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dari yang sebelum Ahok tersangka 20,00 persen, setelah Ahok menjadi tersangka meningkat menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup). (Baca: Survei LSI Denny JA Terbaru: Elektabilitas Ahok-Djarot 10,6 Persen)

Sedangkan swing voters atau pemilih yang belum memutuskan, mengalami penurunan. Sebelum Ahok tersangka mencapai 34,50 persen, setelah Ahok tersangka menjadi 26,60 persen (pertanyaan terbuka) dan 25,10 persen (pertanyaan tertutup).

Survei tersebut dilakukan periode 31 Oktober-5 November 2016 dengan melibatkan 440 responden, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner. Margin of error-nya kurang lebih 4,8 persen. Survei diklaim didanai oleh LSI Denny JA sendiri.

Kompas TV Elektabilitas Ahok-Djarot Merosot Tajam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com