Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Agus soal Eksepsi Ahok di Persidangan

Kompas.com - 13/12/2016, 13:25 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menanggapi nota keberatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyebut ada oknum elite yang mengajak memilih pemimpin sesuai golongan dan ras.

Menurut Agus, Ahok sebaiknya tidak mengkait-kaitkan kasus dugaan penodaan agama dengan pilkada.

"Sebetulnya sekali lagi saya ingin sekali melihat kita semua mendudukkan permasalahan secara jernih. Jangan dikit-dikit segala sesuatu dihubungkan atau dikaitkan dengan pilkada," kata Agus, kepada wartawan, di sela kampanye di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (13/12/2016).

Namun, Agus menilai Ahok mengkait-kaitkan dugaan penodaan agama yang menjeratnya dengan masalah politik.

"Saya paham, dalam politik segala sesuatu sangat mudah dihubung-hubungkan akhirnya permasalahan awal menjadi blur, jadi tidak jernih," ujar Agus.

Menurut Agus, ada atau tidaknya pilkada, isu dugaan penodaan tentu akan menimbulkan reaksi dari berbagai pihak.

"Termasuk mereka yang merasa dirugikan atau terkena dampak paling langsung," ujar Agus.

Saat ditanya apakah artinya dia setuju atau tidak dengan pernyataan Ahok soal adanya oknum elite yang berperilaku seperti itu, Agus menolak berkomentar.

"Karena saya enggak merasa memiliki agenda khusus terkait isu ini. Saya tidak pernah mendompleng apapun terkait isu ini, sehingga bagi saya, akan tetap fokus pada apa yang saya jalankan," ujar Agus.

Ia hanya punya pesan agar Ahok menjalani kasus itu dengan baik. "Tentu kita semua berharap proses ini dapat berjalan dengan baik, termasuk Pak Ahok dapat menjalani proses ini dengan baik," ujar Agus.

Dalam nota keberatannya yang dibacakan di hadapan majelis hakim, Senin (13/12/2016), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menceritakan latar belakangnya mengungkapkan pernyataannya yang jadi masalah. (Baca: Permintaan Ahok agar Video Gus Dur Ditayangkan Ditolak Majelis Hakim)

Ahok menegaskan bahwa apa yang diucapkannya saat di Kepulauan Seribu, tidak bermaksud sama sekali untuk menoda agama. Ia mengatakan itu sesuai dengan pengalamannya di politik, kerap dirugikan oleh oknum yang menggunakan ayat suci untuk menjatuhkan lawannya.

"Selama karir politik saya menjadi ketua ranting, ketua cabang, melakukan verifikasi, sampai mengikuti pemilu kampanye pemlihan bupati, bahkan sampai gubernur, ada ayat yang sama yang saya begitu kenal, yang digunakan untuk memecah belah rakyat dengan tujuan mencapai kekuasaan oleh oknum," kata Ahok di persidangan.

Kompas TV Ahok Menangis Bacakan Nota Keberatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com