Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola: Tak Ada Warga Rusun Jatinegara Barat yang Dikeluarkan karena Menunggak

Kompas.com - 24/01/2017, 17:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Rusun Jatinegara Barat Vita Nurviatin mengatakan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan penghuni rusun karena masalah tunggakan.

Sejak rusun tersebut berdiri, menurut Vita, tidak pernah ada penghuni yang dikeluarkan karena masalah tunggakan meskipun hampir separuh dari total penghuni rusun menunggak.

"Belum pernah ada yang dikeluarkan karena tunggakan," kata Vita, saat ditemui Kompas.com di rusun tersebut, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2017).

(Baca juga: Total Tunggakan Penghuni Rusun Jatinegara Barat Capai Rp 470 Juta)

Vita mengatakan, kasus pengusiran terhadap penghuni rusun hanya terjadi pada mereka yang melanggar hukum atau yang tidak mengikuti ketentuan peraturan.

"Pernah ada yang narkoba ditangkap kemudian tidak ditempati, terus ada lagi enggak mau buat SP (surat perjanjian), kita kosongkan," ujar Vita.

Pihaknya lebih mengedepankan cara persuasif untuk penghuni yang bermasalah soal tunggakan.

Jika ada yang menunggak, akan diberikan surat peringatan (SP) 1, 2, 3, dan masih ada toleransi.

Rentan waktu untuk setiap SP hanya tiga hari sehingga waktu yang diberikan kepada penunggak mulai dari SP 1 sampai SP 3 hanya sembilan hari.

"Tapi kita itu enggak saklek harus begitu enggak, kita dekatin atau persuasif jadi ada pertimbangan-pertimbangan. Bahkan, ada yang dari SP1 sampai SP2 itu kita kasih sebulan," ujar Vita.

Menurut dia, warga yang menunggak sewa ada yang karena memang tidak mampu. Mereka tidak memiliki pekerjaan atau lanjut usia. Namun, lanjut dia, ada pula yang sengaja tidak membayar.

"Ada juga mampu cuma mentalnya bagaimana jadi ikut-ikut enggak bayar. Dia pikirnya pengelola enggak bakal ngusir ini," ujar Vita.

(Baca juga: Cerita Warga Rusun Jatinegara Barat yang Tunggak Bayar Sewa lalu Dapat Bantuan)

Penghuni yang yang ikut-ikutan tidak mau bayar karena berpikir tidak bakal diusir itu biasanya akan membayar bila huniannya dipasangi segel merah.

"Begitu disegel datang, ternyata mampu bayar. Jadi ada yang mampu tapi dia enggak bayar karena ikut-ikutan yang lain yang enggak mampu bayar," kata Vita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com